Kisah Bidan Dona, 26 Tahun Mengabdi di Pedalaman Pasaman hingga Viral dan Dibantu Presiden

TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN – Air sungai yang cokelat pekat berputar deras di hadapan Dona Lubis (46).

Jembatan yang biasanya ia lewati sudah putus usai diterjang banjir.

Namun, panggilan hati untuk mengobati pasien membuatnya menanggalkan rasa takut, lalu terjun untuk berenang.

Rekaman keberaniannya itu beredar luas di media sosial dan membuka jalan bantuan dari pemerintah pusat kepada beberapa kampung yang berada di daerah tersebut.

Baca juga: 5 Daerah di Sumatera Barat dengan Puskesmas Terbanyak, Nomor 1 Bukan di Kota Padang

Siapa sangka, perempuan dengan pakaian sederhana itu adalah bidan yang merupakan sosok di balik video viral yang membuat daerah perdalam di Pasaman tersebut menjadi perbincangan nasional.

Dona masih ingat betul momen yang mengubah hari-harinya beberapa pekan lalu.

Pagi itu, ia sedang bersiap menuju Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, untuk mengobati seorang pasien penderita TBC.

Namun, jembatan yang selama ini menjadi satu-satunya akses, sudah putus dihantam arus sungai.

Baca juga: Dosen UNP Latih Warga Parik Malintang Buat Juadah & Hias Kue Pengantin Hidupkan Tradisi Hampir Punah

Pilihannya hanya dua, pulang atau nekat menyeberang.

“Karena tak ada jalan lain, saya memilih berenang. Dorongan hati nurani untuk membantu pasien lebih besar daripada rasa takut,” kata Dona Lubis saat ditemui TribunPadang.com di Jorong Lanai Hilir, Nagari Cubadak Barat, Rabu (14/8/2025) sore.

Arus sungai pagi itu deras, tetapi tekad Dona lebih deras lagi.

Sambil menentang air dengan membawa beban obat-obatan, ia berenang melawan arus demi sampai ke seberang.

Baca juga: Kebutuhan Air Bersih Menipis, Warga PGRM Agam Sangat Berharap Bantuan Sumur Bor dari Donatur

Aksi itu direkam warga, lalu atas izin Wali Jorong ia unggah ke akun Facebook pribadinya.

Tak disangka, video itu meledak di media sosial dan berseliweran di berbagai kanal media sosial.

“Saya sendiri tak menyangka viral. Adik saya yang memberi tahu, malamnya saya sudah jadi bahan pembicaraan banyak orang. Kaget juga, ternyata berenang bisa jadi berita besar dan viral seperti ini,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Bagi Dona, berenang menyeberangi sungai sebenarnya bukan hal luar biasa.

Sejak menjadi bidan di daerah pedalaman Pasaman pada 1999 dan lalu diangkat ASN pada 2007, ia sudah menempuh banyak rute ekstrem.

Mulai jalan tanah licin, jembatan reyot, bahkan pernah berpapasan dengan harimau ketika hendak mengobati pasiennya.

“Ketemu harimau pernah. Tapi dia tidak mengganggu, mungkin mengerti saya mau tolong orang. Saya bilang ke harimau itu, ‘Beri kami jalan’, dan dia benar-benar pergi,” kenangnya.

Baca juga: Pengembangan Pesta Sabu di Hotel, Satu Personel Satresnarkoba Polres Pariaman Diduga Ikut Terlibat

Meski hidup di medan yang penuh tantangan, prinsipnya teguh pesan orang tuanya yang juga berlatar belakang kesehatan harus ia pegang seumur hidup.

“Kalau ada pasien minta diobati, jangan ditolak. Itu amanah orang tua saya yang saya pegang sampai saat ini,” tegasnya.

Kini, berkat video viralnya, daerah itu mendapat perhatian pemerintah pusat.

Presiden Prabowo Subianto melalui Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menyalurkan bantuan perbaikan jalan dan pembangunan jembatan senilai total Rp26,5 miliar.

Baca juga: 9 Fakta Penemuan Mayat Wanita Tanpa Identitas di Selokan Pasaman, Polisi Temukan Luka Kekerasan

Jalan sepanjang empat kilometer akan dibangun dengan rabat beton, dan sebuah jembatan gantung baru akan berdiri menggantikan yang putus.

Selain itu, tower BTS Telkomsel akan dihadirkan untuk membuka akses komunikasi, dan Dona menerima bantuan pribadi Rp25 juta sebagai bentuk apresiasi.

Bagi Dona, bantuan ini bukan hanya soal infrastruktur. Ini adalah tanda bahwa perjuangan di pedalaman tidak pernah sia-sia.

 “Saya bersyukur sekali. Semoga ke depan semua tenaga kesehatan juga mau mengabdi tanpa pilih kasih, agar masyarakat di perdalam seperti di sini bisa tertolong,” pungkasnya. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)