Harga Sayur Mayur
Harga Sayur di Padang Melonjak 2 Kali Lipat Akibat Petani Gagal Panen, Seledri Rp70 Ribu per Kilo
Seledri pun mengalami lonjakan harga, dari Rp30 ribu menjadi Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram.
Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Harga sejumlah komoditas sayuran di Kota Padang, Povinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengalami lonjakan tajam dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan harga bahkan mencapai dua kali lipat dari harga normal.
Adit, salah seorang pedagang sayur di Pasar Raya Padang, mengungkapkan bahwa hampir seluruh jenis sayuran mengalami kenaikan harga yang signifikan.
“Sudah seminggu ini harga sayur naik semua, bahkan sampai dua kali lipat dari harga biasanya,” ujar Adit saat ditemui TribunPadang.com, Rabu (6/8/2025).
Adit merinci, harga daun bawang yang sebelumnya Rp15 ribu per kilogram kini melonjak menjadi Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
Baca juga: Sijunjung Miliki 7 Warisan Budaya Tak benda yang Sudah Disertifikatkan
Seledri pun mengalami lonjakan harga, dari Rp30 ribu menjadi Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram.
Komoditas lainnya seperti buncis naik dari Rp12 ribu menjadi Rp28 ribu per kilogram.
Wortel dari Rp12 ribu menjadi Rp16 ribu per kilogram, dan sayur japan dari Rp5 ribu menjadi Rp10 ribu per kilogram.
Hal senada juga disampaikan Tomi, pedagang lainnya di pasar yang sama.
Baca juga: Ketua Tim Pansel Sekda Kota Pariaman Sakit, Proses Seleksi 4 Calon Jadi Tertunda
Ia menyebut sebagian besar komoditas sayur yang dijualnya mengalami kenaikan harga drastis.
“Banyak yang naik harganya, rata-rata naik dua kali lipat,” kata Tomi.
Meski demikian, beberapa jenis sayur masih bertahan di harga normal.
Tomat misalnya, masih dijual Rp14 ribu per kilogram, dan kentang Rp15 ribu per kilogram.
Baca juga: Rumor Transfer Pemain, Genoa Dekati Jay Idzes Tergantung Restu Venezia FC
Namun, komoditas seperti lobak mengalami kenaikan dari Rp5 ribu menjadi Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.
Sementara itu, sawi naik dari Rp6 ribu menjadi Rp12 ribu per kilogram.
Tomi menjelaskan, lonjakan harga ini disebabkan oleh banyaknya petani yang gagal panen akibat musim kemarau panjang.
“Karena banyak petani yang gagal panen, kemudian musim kemarau, tentu ini sangat mempengaruhi harga,” ujarnya.
“Biasanya petani panen secara bergiliran, tapi kali ini sama-sama terkena dampak kemarau, sehingga sama-sama gagal panen,” pungkasnya. (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.