Panel Surya Masjid Buya Syafii Maarif

Sering Mati Lampu hingga 5 Kali Sehari, Kini Panel Surya Terangi Masjid Buya Syafii Maarif Sijunjung

Masjid Buya Syafii Maarif di Sumpur Kudus Selatan, Kabupaten Sijunjung, kini tetap terang meski listrik padam hingga lima kali dalam sehari.

Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto
PANEL SURYA SIJUNJUNG - Pekerja memasang panel surya di Masjid Buya Syafii Maarif, Nagari Sumpur Kudus Selatan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, pada 2 Mei 2025 lalu. Konsep sedekah energi ini menjadi bentuk baru dari sedekah yang tak hanya bernilai ibadah, tetapi juga berdampak langsung bagi lingkungan dan kehidupan sosial. 

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG Masjid Buya Syafii Maarif di Sumpur Kudus Selatan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat kini tetap terang meski listrik padam hingga lima kali dalam sehari.

Kondisi alam setempat yang dikelilingi pohon karet dan angin kencang sering menyebabkan gangguan pasokan listrik di wilayah tersebut.

Muslim for Shared Action on Climate Impact (MOSAIC) Indonesia bersama Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meresmikan penggunaan panel surya di Masjid Buya Syafii Maarif yang terletak di Nagari Sumpur Kudus Selatan, Kabupaten Sijunjung, pada Sabtu (2/8/2025).

Peresmian ini merupakan bagian dari program Sedekah Energi yang telah dimulai sejak tahun 2022, dengan tema “Mencerahkan dengan Surya, Meneruskan Cita Buya.” Sebelumnya, panel surya tersebut telah dipasang pada 2 Mei 2025 lalu.

Program Sedekah Energi bertujuan untuk mendorong penggunaan energi terbarukan di rumah ibadah, khususnya masjid, sekaligus sebagai bentuk kontribusi terhadap solusi perubahan iklim.

Baca juga: Filosofi Ranah Minang di Jersey Terbaru Semen Padang FC untuk Super League 2025/26

Wali Nagari Sumpur Kudus Selatan, Khairul Basri, menyambut baik program ini. Ia menyebutkan, sebelum adanya panel surya, masjid kerap mengalami pemadaman listrik akibat cuaca ekstrem.

“Alhamdulillah, sekarang saat mati lampu, masjid tetap terang. Kami tidak perlu lagi menggunakan genset untuk azan,” ucapnya kepada TribunPadang.com.

Ia menyebut, pemadaman listrik bisa terjadi hingga lima kali dalam sehari karena kondisi alam setempat yang dipenuhi pepohonan karet dan angin kencang.

Selain meningkatkan ketahanan energi, program ini juga membantu penghematan biaya listrik.

“Sebelumnya tagihan listrik bisa mencapai Rp350 ribu per bulan. Sejak pemasangan tiga bulan lalu, kami hanya membeli token Rp100 ribu dan baru terpakai setengahnya,” ungkapnya.

Baca juga: Lazismu Sijunjung Raih Peringkat 3 Dalam Penghimpunan ZIS se Sumatera Barat

Masjid juga kini menjadi tempat warga mengisi daya ponsel saat terjadi pemadaman listrik di rumah daerah tersebut.

“Remaja dan masyarakat memanfaatkan fasilitas ini untuk cas HP mereka. Manfaatnya sangat besar bagi kami,” tambahnya.

Project Lead Sedekah Energi MOSAIC, Elok Faiqotul Mutia, mengatakan program ini diinisiasi untuk meningkatkan kenyamanan aktivitas masyarakat di masjid, mengingat peran masjid yang tidak hanya sebagai tempat ibadah.

“Masjid di Indonesia itu tidak hanya digunakan untuk ibadah, tapi juga sebagai pusat kegiatan masyarakat, seperti rapat warga, tempat pendidikan anak-anak, hingga kegiatan sosial dan ekonomi,” kata Elok Faiqotul Mutia kepada TribunPadang.com di lokasi.

Mutia menambahkan, konsep sedekah energi ini menjadi bentuk baru dari sedekah yang tak hanya bernilai ibadah, tetapi juga berdampak langsung bagi lingkungan dan kehidupan sosial.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved