Kabupaten Sijunjung

Menilik Proses Pembuatan Tas hingga Tikar dari Daun Pandan di Sijunjung

Pandan yang telah kering dihaluskan dan diluruskan menggunakan sebilah bambu panjang sepanjang telapak tangan.

Penulis: Arif Ramanda Kurnia | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia
PENGRAJIN ANYAMAN PANDAN- Pengrajin Anyaman Pandan bernama Cinta (74) mengambil daun pandan di Jorong Koto, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (26/7/2025). Menilik proses pembuatan produk yang terbuat dari anyaman daun pandan di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (26/7/2025). 

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Menilik proses pembuatan produk yang terbuat dari anyaman daun pandan di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (26/7/2025).

Produk anyaman ini dibuat oleh pengrajin bernama Eli Damarni (64).

Aneka anyaman pandan bisa menghasilkan berbagai produk seperti tikar (lapiak), tas (kombuik), kemasan kalamai, sandal, kotak tisu dan lainnya.

Proses pembuatan produk tersebut harus melalui proses penjang dan rumit.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Sumatera Barat Minggu 27 Juli 2025, Berpotensi Hujan Sedang hingga Lebat

Eli Damarni mengatakan untuk kerajinan anyaman daun pandan telah diwariskan secara turun temurun sejak dahulu.

Proses pembuatan anyaman ini masih tradisional, mulai dari persiapan hingga menjadi sebuah produk kerajinan.

Sebelum kegiatan menganyam dimulai, masyarakat akan mengambil pandan dan mengumpulkannya.

Duri-duri pandan akan dibuang terlebih dahulu menggunakan pisau.

Baca juga: Gempa Bumi 3,0 Magnitudo Guncang Painan Pesisir Selatan Siang Ini

Pandan duri memiliki ukuran daun dengan panjang sekitar satu sampai dua meter, dengan di bagian samping dan tengah daun dilengkapi duri-duri tajam.

Daun pandan yang sudah dibuang durinya, seterusnya dibagi menjadi dua bagian kemudian daun tersebut dijemur hingga kering dan berubah warna menjadi coklat.

Dalam menjemur daun, juga bergantung dengan cuaca, jika langit mendung daun tidak akan kering, sehingga dibutuhkan lebih lama dalam prosesnya.

Pandan yang telah kering dihaluskan dan diluruskan menggunakan sebilah bambu panjang sepanjang telapak tangan.

Baca juga: Kenestapaan Pengrajin Anyaman Pandan Padang Laweh Sijunjung, Harus Bertahan di Tengah Sapuan Zaman

“Jika menginginkan tikar berwarna, pandan direbus dahulu dengan air yang telah diberi pewarna alami maupun pewarna buatan kemudian dijemur kembali hingga kering dan baru dilakukan penganyaman,” jelasnya.

Oleh karena itu, Eli Damarni bisa membuat produk berupa tikar dengan berbagai pola dan warna.

Untuk tikar dari daun pandan yang berukuran 2 meter hanya dihargai Rp20 ribu saja.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved