Tabuik Piaman 2025
Kisah Ade Ratman, Pengrajin Tabuik Setinggi 8 Meter yang Dipercaya Sebanyak 5 Kali di Pariaman
Sebelum dipercaya memimpin, Ade adalah seorang pembantu di rumah tabuik, tempat fisik tabuik dirakit.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Pesona Tabuik Budaya Piaman memang selalu menjadi daya tarik utama, dengan fisik tabuik setinggi belasan meter yang berdiri gagah sebagai ikon utama.
Namun, di balik kemegahan yang disaksikan saat puncak prosesi, banyak yang tak menyadari proses panjang dan peluh yang dicurahkan dalam pembuatannya.
Ini adalah kisah Ade Ratman, seorang "anak tabuik" dari Nagari Subarang, yang selama lima tahun terakhir menjadi nahkoda di balik lahirnya mahakarya budaya ini.
Ade Ratman bukan nama asing di kalangan komunitas Tabuik Nagari Subarang.
Baca juga: Kota Padang Terima Penghargaan Ajang Zakat-Wakaf Award 2025, Diserahkan Menteri Agama RI
Sejak kecil, darah seni dan tradisi tabuik sudah mengalir deras dalam dirinya.
Ia tumbuh besar dengan irama tabuik, aktif terlibat dalam setiap pergelarannya.
Bukan sekadar penonton, Ade kecil punya keasyikan tersendiri, membuat miniatur tabuik.
Hobinya ini, tanpa disadari, menjadi benih awal dari perjalanan panjangnya sebagai perajin tabuik.
Baca juga: Sisa Pemasangan Ornamen, Anak Tabuik Subarang Siap Hoyak Tabuik di Puncak Perayaan
Dari sekadar hobi, kini miniatur tabuik karyanya bahkan menjadi mata pencarian.
Sebelum dipercaya memimpin, Ade adalah seorang pembantu di rumah tabuik, tempat fisik tabuik dirakit.
Ia belajar banyak dari temannya yang saat itu menjabat kepala pembuatan.
"Di tahun 2018, saya baru dipercaya oleh Nagari Subarang untuk jadi Kepala Pembuatan Fisik Tabuik ini," kenangnya, dengan senyum bangga.
Baca juga: Hadiri Tabligh Akbar Gus Nur, Fadly Amran Harap Kegiatan Serupa Jadi Inspirasi Masjid Lain di Padang
Menerima Amanah dan Tantangan Pertama
Kepercayaan itu datang setelah Ade berhasil menciptakan miniatur tabuik setinggi 8 meter yang berhasil ia jual.
Sebuah pencapaian yang tak hanya menunjukkan bakatnya, tetapi juga keseriusannya.
Bagi seorang anak tabuik, amanah adalah segalanya.
"Kepercayaan itu, tidak bisa saya tolak karena semua anak tabuik harus siap bagaimanapun alasannya ketika sudah mendapat amanah," tegasnya.
Tugas pertama Ade sebagai Kepala Pembuat Fisik Tabuik Subarang bukanlah hal yang mudah.
Ia mengumpulkan 21 rekannya, sesama anak tabuik, untuk membantunya.
Sebuah proyek besar yang tentu saja membutuhkan biaya tidak sedikit dari pihak Nagari Subarang.
Namun, berkat kerja sama tim yang solid, tugas pertama itu berhasil diselesaikan dengan sukses.
"Sekarang cukup delapan orang sampai sembilan orang saja, sudah cukup untuk membuat fisik tabuik. Soalnya anak tabuik lain juga turut membantu," jelas Ade, menunjukkan efisiensi dan pengalaman yang ia dapatkan seiring waktu.
Baca juga: Prakiraan Cuaca 7 Kota di Sumatera Barat Hari Minggu 6 Juli 2025: Hujan Ringan hingga Petir
Tanggung Jawab di Pundak Seorang Perajin
Bagi Ade, membuat fisik tabuik bukanlah tentang kesulitan teknis semata, melainkan tentang tanggung jawab yang maha besar.
Tabuik adalah ikon utama, wajah dari pergelaran yang sakral.
"Kalau telat satu hari saja pengerjaannya tabuik, tidak berguna lagi. Kalau tender besar telat, hanya tinggal bayar denda," ujarnya sambil tertawa lepas, mengenang tekanan yang ia rasakan.
Dalam keadaan apapun, tabuik harus siap dipamerkan di hari puncaknya.
Kini, Ade telah lima kali dipercaya sebagai kepala pembuat fisik tabuik.
Setiap kali karyanya selesai, perasaan haru tak jarang menyelimuti hatinya.
"Suatu waktu sampai menangis, melihat fisik tabuik itu, bisa membuat senang hati banyak orang," ungkapnya.
Ia melihat bagaimana hasil kerja kerasnya mampu membawa kebahagiaan dan kekaguman bagi ribuan orang.
Namun, ada pula rasa iba yang sesekali muncul, terutama saat fisik tabuik yang susah payah ia buat harus dibuang ke laut.

Sebuah ironi dalam sebuah tradisi yang telah mengakar.
"Tapi memang itu gunanya, jadi saya memahami saja," katanya sambil kembali tertawa lepas, menunjukkan kedewasaan dan penerimaan terhadap siklus tradisi yang ia jaga.
Ade Ratman adalah representasi hidup dari dedikasi terhadap tradisi.
Sebagai pembuat tabuik, ia merasa bangga bisa menjadi bagian dari proses penciptaan ikon Kota Pariaman ini setiap tahunnya.
Saat ditanya kapan ia akan pensiun, Ade menjawab dengan lugas, kalau ia masih dipercaya dan selalu siap.
Sebuah jawaban yang menggambarkan kesetiaan seorang anak tabuik yang tak lekang oleh waktu, memastikan bahwa kemegahan tabuik akan terus lestari dari generasi ke generasi. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)
Fadli Zon: Perkuat Komitmen Pemajuan Kebudayaan & Usulan Tabuik Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO |
![]() |
---|
Kabar Gembira, Menbud Fadli Zon Usulkan Budaya Tabuik di Pariaman Menjadi Warisan Tak Benda UNESCO |
![]() |
---|
Grup Katumbak Anak Abak Meriahkan Puncak Festival Tabuik Pariaman 2025, Lestarikan Budaya Lokal |
![]() |
---|
Prosesi Tabuik Dibuang ke Laut Menandai Festival Tabuik Budaya Piaman 2025 Berakhir |
![]() |
---|
Fadli Zon Saksikan Puncak Festival Tabuik Piaman 2025 dan Resmikan Museum Jadi Etalase Budaya Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.