Komisi X DPR RI Tinjau Penulisan Sejarah Indonesia di Unand, Serap Banyak Aspirasi

Kurniasih mengatakan bahwa saat kunjungan banyak saran dan masukan yang mereka terima. Nantinya, masukan tersebut akan dibahas dan ditindaklanjuti.

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rezi Azwar
Dokumentasi/Humas DPR RI
KUNKER DPR RI- Komisi X DPR RI Bidang Kebudayaan melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI terkait penulisan Sejarah Indonesia ke Universitas Andalas, Kamis (3/7/2025). Wakil Ketua Komisi X DPR RI sekaligus Ketua Tim Hj. Kurniasih Mufidayati, mengatakan bahwa saat kunjungan banyak saran dan masukan yang mereka terima. Nantinya, masukan-masukan tersebut akan dibahas dan ditindaklanjuti. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Komisi X DPR RI Bidang Kebudayaan melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI terkait penulisan Sejarah Indonesia ke Universitas Andalas, Kamis (3/7/2025).

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI sekaligus Ketua Tim Hj. Kurniasih Mufidayati yang didampingi oleh sejumlah anggota lainnya, yaitu Mercy Chriesty Barends, Melly Goeslaw, Muhammad Hilman Mufidi dan drh. Hj. Dewi Coryati.

Selain itu turut hadir juga Direktur Sejarah dan Permuseuman, Agus Mulyana serta Sekretaris Direktur, Rija Purnamahadi.

"Kami berkunjung dalam rangka melihat persiapan sejauh mana penulisan sejarah Indonesia ini yang melibatkan sejumlah orang yang berkompeten di bidangnya," kata Kurniasih Mufidayati.

Baca juga: Infrastruktur di Padang Pariaman Memprihatinkan, Ribuan Keluarga dan Ketahanan Pangan Jadi Terancam

"Selain itu, kunjungan kita ini juga untuk menyerap aspirasi apa yang diharapkan oleh akademisi, sejarawan, budayawan terhadap penulisan sejarah ini. Agar sejarah tidak terputus, tidak hilang di buku yang akan dibuat oleh Kementerian Kebudayaan ini," sambungnya.

Kurniasih mengatakan bahwa saat kunjungan banyak saran dan masukan yang mereka terima. Nantinya, masukan-masukan tersebut akan dibahas dan ditindaklanjuti.

"Memang banyak masukan yang kita terima, terutama terkait tokoh-tokoh nasional lainnya, misalnya di Sumatera Barat ini ada Rohana Kudus, atau di Aceh ada Cut Nyak Dien, dan nanti di daerah-daerah lainnya, maka akan kita sarankan nantinya kepada penulis untuk memasukkannya ke buku," ujarnya.

Untuk tindak selanjutnya, kata Kurniasih, Komisi X DPR RI meminta agar Kementerian Kebudayaan untuk melakukan uji publik dulu sebelum menerbitkan buku tersebut.

Baca juga: Malam Ini, Berlangsung Prosesi Maarak Jari-jari dan Tradisi Basalisiah dalam Festival Tabuik Piaman

"Jadi nanti akan nampak oleh kita bagaimana respon dari masyarakat terhadap buku tersebut. Maka respon masyarakat tersebut nantinya akan kita lihat bagaimananya," pungkasnya.

Rektor Universitas Andalas, Efa Yonnedi, mengatakan bahwa pihaknya merasa sangat terhormat menjadi salah satu dari tiga universitas yang ditunjuk sebagai tuan rumah dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI di masa persidangan ini.

"Kegiatan ini memiliki makna strategis dan historis, bukan hanya bagi dunia akademik, tetapi juga bagi masa depan bangsa. Upaya penulisan ulang Sejarah Nasional Indonesia yang sedang digagas oleh Kementerian Kebudayaan merupakan tonggak penting dalam membentuk identitas bangsa yang inklusif, adil, dan berpijak pada keberagaman narasi lokal," katanya.

Universitas Andalas, sebagai perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa, memiliki komitmen kuat dalam menjaga, mengkaji, dan mengembangkan sejarah lokal serta budaya Minangkabau sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia.

"Kami meyakini bahwa penulisan sejarah yang adil harus membuka ruang bagi suara-suara dari daerah, perempuan, komunitas adat, dan kelompok marjinal lainnya," ujarnya.

KUNKER DPR RI- Suasana saat kunjungan kerja Komisi X DPR RI ke Universitas Andalas, Kamis (3/7/2025). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka pengawasan dalam pembuatan buku Sejarah Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan.
KUNKER DPR RI- Suasana saat kunjungan kerja Komisi X DPR RI ke Universitas Andalas, Kamis (3/7/2025). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka pengawasan dalam pembuatan buku Sejarah Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan. (Dokumentasi/Humas Unand)

Unand menyambut baik semangat yang diusung oleh Komisi X DPR RI dalam menjalankan fungsi pengawasan, memastikan agar proses penulisan sejarah ini dilakukan secara ilmiah, partisipatif, dan bebas dari politisasi.

"Kehadiran Ibu dan Bapak hari ini merupakan bukti nyata bahwa demokrasi budaya dan keterbukaan akademik masih mendapat ruang dalam pembangunan kebangsaan kita," kata Efa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved