Harimau Sumatera

Populasi Harimau Sumatera di TNKS Capai 105 Ekor, BBTNKS: Jumlah Ideal Sesuai Luas Wilayah Jelajah

Menurut Haidir, hasil monitoring populasi harimau pada tahun 2023 dan 2024 menunjukkan tren yang stabil.

Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rezi Azwar
BKSDA Sumbar
SURVEY HARIMAU SUMATERA- Seekor harimau sumatera Panthera tigris sumatrae). Haidir mengungkapkan jumlah harimau sumatera di TNKS masih dalam kategori ideal. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) mencatat populasi Harimau Sumatera di wilayahnya mencapai 105 individu berdasarkan data terakhir tahun 2024.

Kepala BBTNKS, Haidir, menyebut bahwa jumlah ini tergolong ideal untuk kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang membentang di empat provinsi, yaitu Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.

“Jika secara teori, satu ekor harimau itu biasanya memerlukan wilayah jelajah 100 kilometer persegi atau sekitar 10.000 hektare. Jika kita bandingkan dengan total luas kawasan TNKS, maka angka 105 ekor termasuk jumlah yang cukup ideal,” ujar Haidir, Selasa (1/7/2025).

Menurut Haidir, hasil monitoring populasi harimau pada tahun 2023 dan 2024 menunjukkan tren yang stabil.

Baca juga: BBTNKS Lakukan Survei Harimau Sumatera 2025, Siapkan Blok Monitoring Baru di Sumbar

“Kita selalu lakukan monitoring, dan datanya hampir sama dari tahun ke tahun, berdasarkan data akumulatif dari hasil survei,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa kawasan TNKS telah dibagi ke dalam 89 grid atau peta wilayah sebagai bagian dari sistem monitoring.

Dari 89 grid tersebut, sebanyak 49 wilayah telah dipastikan menjadi area yang dihuni oleh individu harimau sumatera.

Meski populasi harimau saat ini masih terjaga, Haidir mengakui bahwa terdapat sejumlah tantangan serius dalam menjaga keberlangsungan hidup satwa kunci tersebut.

Baca juga: Kapolres Dharmasraya Pimpin Upacara HUT ke-79 Bhayangkara, Minta Personel Perkuat Kepercayaan Publik

“Selama ini tantangan terbesar adalah gangguan terhadap habitat dan perburuan. Tetapi selama kita masih bisa mengatasi dan menghentikan degradasi habitat, deforestasi, serta memperbaiki kembali habitat yang rusak dan mencegah perburuan liar, maka kita tetap optimis bisa mencegah penurunan jumlah harimau di TNKS,” katanya.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian, BBTNKS juga melibatkan masyarakat sekitar kawasan dalam program konservasi berbasis komunitas.

Salah satu pendekatannya adalah melalui dialog dan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak lagi membuka lahan baru, terutama di kawasan hutan yang menjadi habitat harimau.

Untuk lahan-lahan yang terlanjur dibuka, BBTNKS akan melakukan pengembalian ekosistem secara bertahap.

SURVEY HARIMAU SUMATERA- Kepala BBTNKS, Haidir saat diwawancarai setelah acara kick off monitoring harimau sumatera 2025, Selasa (1/7/2025). BBTNKS akan bentuk blok monitoring di Sumbar untuk memantau harimau sumatera.
SURVEY HARIMAU SUMATERA- Kepala BBTNKS, Haidir saat diwawancarai setelah acara kick off monitoring harimau sumatera 2025, Selasa (1/7/2025). BBTNKS akan bentuk blok monitoring di Sumbar untuk memantau harimau sumatera. (TribunPadang.com/Fajar Alfaridho Herman)

Selain pendekatan sosial, langkah konkret juga dilakukan di lapangan.

Tim Penertiban Kawasan Hutan (PKH) telah diterjunkan ke beberapa titik untuk menyasar bagian-bagian kawasan yang mengalami gangguan serta belum terjamah program konservasi secara menyeluruh.

BBTNKS juga telah membentuk tim-tim resort atau pos jaga di beberapa wilayah yang bertugas melakukan pengawasan dan monitoring secara berkala.

Haidir menambahkan, dari sisi kondisi geografis dan ekologis, TNKS masih menjadi kawasan penting dan layak bagi keberlangsungan hidup harimau sumatera.

“Sejauh ini TNKS masih menjadi kantong atau wilayah yang besar dan bagus bagi individu harimau. Walaupun ada kerusakan, akan kita usahakan untuk memperbaikinya. Selama TNKS masih ada, maka kami yakin harimau sumatera tetap ada dan tetap lestari,” pungkas Haidir.

Dengan komitmen kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga konservasi, upaya menjaga dan merawat populasi harimau sumatera di TNKS diharapkan bisa terus berkelanjutan demi kelestarian ekosistem hutan Sumatera secara menyeluruh.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved