Tabuik Piaman 2025

Pemko Pariaman Dinilai Kurang Serius Promosikan Festival Tabuik 2025, Dikhawatirkan Sepi Pengunjung

Ia memprediksi, kondisi ini akan membuat Festival Tabuik 2025 lengang, terutama dari kunjungan perantau yang biasanya selalu memadati acara.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Panji Rahmat
FESTIVAL TABUIK 2025- Anak Tabuik Subarang sedang melakukan prosesi Naiak Pangkek di Simpang Tabuik Kota Pariaman, dalam lanjutan Pesona Tabuik Budaya Piaman 2024, Minggu (21/7/2024). Niniak Mamak Tabuik Subarang Eki Rafki, menilai Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman dinilai kurang serius dalam promosinya. 

Prosesi maambiak tanah (mengambil tanah) dilaksanakan pada Jumat (27/6/2025).

Tepat pada sore hingga sehabis Maghrib tadi, kedua rumah Tabuik (Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang) melakukan prosesi maambiak tanahdi Kelurahan Alai Galombang dan Desa Pauh Timur.

Prosesi maambiak tanah ini diikuti oleh anak nagari, niniak mamak Tabuk dan orang tuo Tabuik serta masyarakat setempat.

Terlihat dalam prosesi ini masyarakat sangat antusias mengikutinya.

Menurut Ninik Mamak Tabuik Subarang Suhermen Mursyid prosesi mengambil tanah ini memiliki makna untuk mengingatkan manusia bahwa ia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.

"Jadi prosesi ini bertujuan untuk menyadarkan manusia akan asalnya dari tanah," katanya.

MAAMBIAK TANAH TABUIK - Pesona Tabuik Budaya Piaman 2024 sudah dimulai, hari ini, Jumat (27/6/2025) berlangsung prosesi maambiak tanah (mengambil tanah). Prosesi maambiak tanah ini diikuti oleh anak nagari, niniak mamak Tabuk dan orang tuo Tabuik serta masyarakat setempat.
MAAMBIAK TANAH TABUIK - Pesona Tabuik Budaya Piaman 2024 sudah dimulai, hari ini, Jumat (27/6/2025) berlangsung prosesi maambiak tanah (mengambil tanah). Prosesi maambiak tanah ini diikuti oleh anak nagari, niniak mamak Tabuk dan orang tuo Tabuik serta masyarakat setempat. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Terlihat prosesi pengambilan tanah ini dilakukan oleh seorang pria dengan menggunakan pakaian serba putih dan Deta dengan warna yang sama.

Menurut Suhermen pakaian yang digunakan oleh pria untuk prosesi maambiak tanah ini adalah melambangkan kesucian.

Dalam prosesi ini pria berpakaian serba putih tersebut terlihat turun ke batang Pauh dan menyelam untuk mengambil sebongkah tanah.

Tanah yang ia ambil selanjutnya dimasukan ke kain bewarna putih dan diletakan di atas nampan, lalu kembali dibawa ke rumah Tabuik subarang.

Prosesi pengambilan tanah ini diringi oleh arakan anak-anak yang membawa sebilah bambu bertinggi 2 meter, diujungnya terdapat bendera warna putih dan hitam serta sumbu api minyak.

Serta juga ada puluhan pria dewasa yang menabuh gandang rasa dan gandang tambuah sepanjang arak-arakan berlangsung.

Tanah yang diambil tadi, dibawa ke rumah Tabuik untuk diletakan di dalam daraga.

"Daraga ini adalah sebuah komplek yang dibuat di rumah Tabuik, daraga ini jadi tempat semua kegiata pembuatan Tabuik gadang berlangsung,"jelasnya.

Setelah arak-arakan mengantarkan tanah tersebut ke Daraga, barulah proses pembuatan Tabuik gadang dimulai.

Baca juga: Antisipasi Konflik Harimau di Sumbar, Warga Diminta Tak Beraktivitas hingga Malam Hari

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved