Kota Pariaman

Setelah Badoncek dan Kawin Bajapuik, Batik Sampan Pariaman Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Menurut Yota Balad, Kota Pariaman memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata berbasis sejarah dan budaya.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
Dokumentasi/Pemko Pariaman
BATIK SAMPAN PARIAMAN- Pemerintah Kota Pariaman menyambut kedatangan Tim Verifikasi dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Maestro Rita Malini. Kunjungan ini bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus melakukan verifikasi terhadap Batik Sampan, kerajinan yang diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) 2025 oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Pariaman. 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN – Kota Pariaman selangkah lebih dekat menuju pengakuan nasional atas keunikan budayanya, Senin (16/6/2025).

Pemerintah Kota Pariaman menyambut kedatangan tim verifikasi dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Maestro Rita Malini.

Kunjungan ini bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus melakukan verifikasi terhadap Batik Sampan, kerajinan yang diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) 2025 oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Pariaman.

Wali Kota Pariaman Yota Balad, didampingi Wakil Wali Kota Mulyadi, menyambut hangat rombongan di rumah dinasnya.

Baca juga: PKG Kamang Baru Sijunjung Gelar Bimtek Pembelajaran Berbasis TIK Diikuti 192 Tenaga Pendidik PAUD

"Saya bangga Kota Pariaman bisa maju ke tahap berikutnya, setelah lulus dari tahapan administrasi WBTbI kerajinan batik sampan yang diusulkan oleh Disparbud Kota Pariaman ke Kementerian Budaya," ujar Yota Balad dengan antusias.

Menurut Yota Balad, Kota Pariaman memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata berbasis sejarah dan budaya.

Sebagai pintu gerbang masuknya Islam di Sumatera Barat, kota ini kaya akan berbagai cagar budaya.

Oleh karena itu, upaya pelestarian warisan budaya tak benda terus menjadi fokus pemerintah daerah dan masyarakat Pariaman.

Baca juga: Pencarian Pelaku Perampokan Bersajam di Koto Tuo Agam Libatkan Cenayang

"Dengan adanya upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya tak benda ini, Batik Sampan Kota Pariaman diharapkan bisa diakui dan mendapat penghargaan WBTbI 2025. Dengan begitu, Kota Pariaman dapat semakin dikenal dan menjadi tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara," imbuhnya.

Kepala Disparbud Kota Pariaman, Ferialdi, menjelaskan bahwa tim verifikasi dari Kementerian Kebudayaan tidak hanya berdiskusi, tetapi juga turun langsung ke lapangan untuk melihat lokasi dan tempat pembuatan Batik Sampan.

Mereka juga menggali sejarah dan asal usul batik ini dari para tetua di Desa Sungai Kasai, Kecamatan Pariaman Selatan, memastikan keaslian dan nilai historisnya.

Sebelumnya, Kota Pariaman telah mengukir prestasi dengan sejumlah penghargaan WBTbI.

Baca juga: Pemkab Solok Selatan Buka Jalur Pendakian Gunung Kerinci via Solok Selatan Melalui Program TMMD

Pada tahun 2023, Sulaman Nareh diakui oleh Kemendikbudristek, yang diharapkan dapat mendukung kelestarian budaya lokal dan pengembangan kerajinan tradisional.

Selain itu, ikon budaya Tabuik yang diadakan di Pariaman juga telah menjadi sorotan, dan diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pariaman.

Tradisi unik pernikahan di Pariaman, seperti Badoncek dan Kawin Bajapuik, juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, menunjukkan kekayaan adat istiadat yang dimiliki kota ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved