Idul Adha 2025
Jelang Idul Adha 2025, Dinas Pertanian Bukittinggi Minta Masyarakat Tidak Membeli Sapi Murung
Pemilihan hewan kurban haruslah sesuai dengan syarat, seperti jenis hewan, kondisi fisik, usia, dan kepemilikan.
Penulis: Muhammad Iqbal | Editor: Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM. BUKITTINGGI - Dinas Pertanian dan Pangan Bukittinggi mengingatkan masyarakat agar tidak membeli hewan kurban yang murung.
"Jangan beli sapi yang murung," kata Dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Pangan Bukittinggi, drh. Arief Febriwan, Selasa (3/6/2025).
Ia berharap masyarakat agar membeli hewan kurban yang kondisinya sehat.
"Kondisi fisik harus aktif, rajin makan dan bulu bersih," kata Arief Febriawan.
Baca juga: 14 Dokter Hewan Periksa Kesehatan Ternak di Bukittinggi, Pastikan Kelayakan sebelum Dipotong
Pemilihan hewan kurban haruslah sesuai dengan syarat, seperti jenis hewan, kondisi fisik, usia, dan kepemilikan.
"Pilih dan belilah sapi yang memang sehat dan layak untuk dikorbankan," kata Arief.
Sebelumnya diberitakan, Dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Pangan Bukittinggi, bakal melakukan pengecekan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dilakukan pemotongan.
Hal itu disampaikan oleh drh. Arief Febriwan saat memberikan keterangan kepada TribunPadang.com, Selasa (3/6/2025).
Baca juga: Sapi Kurban Presiden Seberat 1 Ton Lebih untuk Bukittinggi Disembelih Sehari Setelah Idul Adha
Kata Arief, dari 14 orang tersebut akan dibagi menjadi empat tim untuk melakukan pengecekan kesehatan hewan di Kota Bukittinggi.
"Kami ada sekitar 14 orang, dibagi empat tim," terangnya.
Ia menjelaskan, hal yang perlu diperiksa sebelum pemotongan terhadap hewan kurban antara lain pengecekan kesehatan.
Kemudian pengecekan gigi (untuk menentukan umur ternak), serta fisik agar mengetahui cacat atau tidaknya.
Baca juga: Jelang Idul Adha 2025, Harga Bahan Pokok di Bukittinggi Masih Stabil
"Terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sumbar tidak ada. Namun jika kasusnya masih ringan, boleh dipotong dengan syarat," ucapnya.
Syaratnya seperti, ada air liur tetapi tidak banyak.
Kemudian kukunya tidak terlalu parah, artinya masih layak dipotong.
"Tetapi diusahakan pemberian obat sebelum dipotong," tutur Arief.
Seperti memberikan obat semprot, betadine dan vitamin penambah daya tahan tubuh.
"Biasanya hewan dengan gejala ringan, disemprot dan dibersihkan terlebih dahulu," ungkapnya.
Kendati demikian, jika saat pemeriksaan ditemukan kondisi PMK pada hewan cukup berat, itu tidak akan dipotong.
"Tanda-tandanya seperti kuku sapi pecah, bahkan menyebabkan kelumpuhan," kata Arief.
Tidak hanya itu, jika mulut sapi sudah melepuh, seperti sariawan dan membesar, dikategorikan berat.
Sementara untuk pemeriksaan setelah pemotongan, ujar drh. Arief, seperti pengecekan organ sapi berupa hati, limpa, usus dan lainnya.
"Apakah ada cacing atau tidak. Jika ada temuan tidak normal, akan dibuang," tambahnya. (TribunPadang.com/Muhammad Iqbal)
Heboh Tulisan Nama di Paru-Paru Sapi Kurban di Tangsel, Warga Sebut Fenomena Langka |
![]() |
---|
Tiga Hari Iduladha Berlalu, Warga Solok Masih Sembelih Hewan Kurban di Surau Nagari Salimpek |
![]() |
---|
Bukittinggi Sembelih 1.086 Hewan Kurban Hari Ketiga Idul Adha, Tersebar di Tiga Kecamatan |
![]() |
---|
Sebanyak 1.087 Hewan Kurban Disembelih di Bukittinggi Hari Kedua Idul Adha, Tersebar 163 Titik |
![]() |
---|
Sapi Kurban Presiden Prabowo Disembelih di Bungus Timur Padang, Daging Dibagikan ke 500 KK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.