Pasangan Calon Bupati Pasaman Nomor Urut 1 Kembali Unggul Setelah Putusan MK Untuk PSU

TRIBUNPADANG.COM - Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Pasaman nomor urut 1 Welly Suhery - Parulian untuk sementara unggul dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Pasaman 2024 yang berlangsung pada Sabtu (19/4/2025) kemarin.

Hal itu berdasarkan jumlah penghitungan suara yang dilakukan oleh tim pemenangan pasangan calon itu sendiri. 

Total suara yang berhasil diraih sebesar 59.779 suara atau 43.18 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 218.980 pemilih.

Sedangkan untuk posisi terbanyak kedua setelah pasangan WeLi diraih oleh pasangan calon nomor urut 2 yaitu MoDe (Maraondak - Desrizal) dengan perolehan suara 49.263 suara atau sebesar 35.58 persen.

Kemudian pasangan calon petahana Sabar As - Sukardi berhasil mengantongi suara sebesar 29.398 suara atau sebesar 21,24 persen dari jumlah suara yang masuk sebesar 138.431 suara

Baca juga: POPULER SUMBAR: KPU Sumbar Monitoring PSU di Pasaman dan Gempa M4,6 Guncang Padang Panjang

Artinya masih ada sekitar 80.549 suara lagi yang belum masuk dalam tabulasi penghitungan suara oleh tim pemenangan nomor urut 1 pasangan calon WeLi.

Dari data yang diperoleh tribunpadang.com, hampir seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman yakni 12 kecamatan diungguli oleh pasangan WeLi.

Namun seperti kecamatan Panti dan Padang Gelugur unggul pasangan calon nomor urut 2 yakni Maraondak - Desrizal (MoDe).

Untuk kecamatan Panti, paslon 1 meraih suara 5.986 sedangkan paslon 2 sebesar 7.205 suara. 

Kemudian di Kecamatan Padang Gelugur Paslon 1 WeLi meraih suara 5.413 dan Paslon 2 sebanyak 7.709 suara.

Hingga saat ini penghitungan suara masih terus berlangsung di Kabupaten Pasaman, baik itu oleh panitia penyelenggara ataupun masing-masing tim pemenangan.

Baca juga: Hasil PSU Pilkada Pasaman 2025, Cek Link Perolehan Suara Welly Suhery, Mara Ondak, Sabar AS Terkini

Sebelumnya, pada Pilkada 2024 lalu, Pasangan Welly Suheri dan Anggit Kurniawan Nasution sempat dinyatakan sebagai pemenang dengan perolehan 51.828 suara atau 36,08 persen.

Namun, kemenangan tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi setelah terbukti bahwa Anggit Kurniawan tidak jujur melaporkan statusnya sebagai terpidana dalam kasus hukum. 

Akhirnya Mahkamah Konstitusi pun memerintahkan dilaksanakannya PSU dan mendiskualifikasi Anggit Kurniawan sebagai calon Wakil Bupati.