Lifestyle

Pergeseran Tempat Nongkrong dari Lapau ke Kafe : Potret Gaya Hidup Tempo Dulu dan Modern

DULU, di setiap sudut nagari Minangkabau, aroma kopi tubruk yang pekat berpadu dengan riuh rendah percakapan hangat dari lapau (warung kopi tradisiona

Editor: Emil Mahmud
Magang FIB UNAND/Aisa Elvira
MEJA KURSI LAPAU – Keberadaan kursi yang belum semuanya terisi di sebuah lapau di Kota  Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa (18/3/2025). Dari pojok lapau itu, terkadang menyisakan perbincangan hangat yang telah usai menjadi saksi bisu atas obrolan campur tawa dan canda, guna mengisi ruangnya esok hari. 

Namun, tantangan terbesar bagi masyarakat Minangkabau adalah menemukan keseimbangan, antara menerima kemajuan zaman tanpa harus melepaskan akar budaya yang telah diwariskan turun-temurun.

Satu solusi yang dapat diupayakan adalah merevitalisasi lapau dengan sentuhan modern tanpa menghilangkan keasliannya.

Bahkan mengintegrasikan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam konsep kafe masa kini.

Dengan demikian, modernisasi dan tradisi dapat berjalan berdampingan, tanpa mengorbankan identitas budaya yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Minang.

Peran aktif pemerintah daerah, para ninik mamak (pemimpin adat), dan komunitas pemuda juga sangat krusial dalam upaya ini.

Dialog konstruktif perlu digalakkan untuk merumuskan strategi yang tepat.

Jangan sampai kilauan lampu kafe modern membutakan mata generasi muda terhadap kehangatan dan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun di lapau-lapau Minang.

Evolusi dari lapau ke kafe adalah sebuah perjalanan, namun identitas budaya yang unik dan berharga jangan sampai menjadi korban dari perubahan zaman.

(Aisa Elvira, Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Unand, yang magang di TribunPadang.com)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved