Lifestyle

Ketahui Bahaya Hustle Culture yang Jarang Dibahas, Terlihat Produktif Tapi Burnout

Era Digital saat ini Generasi Z atau GenZ dikenal sebagai kelompok usia yang paling aktif, kreatif, dan penuh ambisi. Mereka tumbuh dengan paparan

Editor: Emil Mahmud
DOK.PRIBADI THARISA
KONDISI KERJA SIBUK - Era Digital saat ini, generasi Z dikenal sebagai kelompok usia yang paling aktif, kreatif, dan penuh ambisi. Mereka tumbuh dengan paparan teknologi sejak dini, terbiasa multitasking, dan kerap disorot sebagai generasi yang haus akan pencapaian. Ilustrasi burnout saat bekerja 

ERA digital saat ini, Generasi Z atau GenZ dikenal sebagai kelompok usia yang paling aktif, kreatif, dan penuh ambisi. Mereka tumbuh dengan paparan teknologi sejak dini, terbiasa multitasking, dan kerap disorot sebagai generasi yang haus akan pencapaian.

Scroll sebentar di TikTok atau Instagram, kita bisa menemukan puluhan konten “a day in my life” dengan rutinitas yang super padat: bangun subuh, kerja sambil kuliah, terus malamnya masih bikin konten. 

Gaya hidup cepat dan sibuk ini sering kali terlihat keren, bahkan tak jarang jadi standar tidak tertulis yang bikin kita merasa harus terus produktif demi bisa “keep up”.

Dalam hustle culture, semakin banyak hal yang kamu kerjakan, semakin kamu terlihat “bernilai”. Masalahnya, budaya ini sering bikin kita lupa bahwa tubuh dan pikiran juga butuh istirahat. Dan ketika dorongan untuk selalu produktif jadi tuntutan sehari-hari, kita tanpa sadar bisa jatuh ke jurang burnout.

Baca juga: Konser LANY Bakal Guncang JIExpo Agustus 2025, Siap-Siap Galau Bareng!

Kenapa Hustle Culture Bisa Bahaya?

Fenomena hustle culture sebenarnya bukan soal semangat kerja. Semangat itu penting. Tapi ketika seseorang memaksakan diri untuk terus bekerja tanpa mengenal batas, tanpa rehat, dan mengabaikan sinyal-sinyal tubuh, di situlah bahaya mulai mengintai.

Menurut penjelasan dari Alodokter, banyak orang yang terjebak dalam udaya ini jadi tidak bisa lagi membedakan mana kelelahan biasa dan mana alarm serius dari tubuh yang butuh istirahat. Jika dibiarkan, lama-kelamaan ini bisa menyebabkan penurunan imunitas, gangguan tidur, bahkan memperburuk kondisi mental.

Alodokter juga mengutip hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bekerja lebih dari 55 jam per minggu dapat meningkatkan risiko terkena stres berat, depresi, penyakit jantung, hingga stroke. Dan ironisnya, semua itu bisa terjadi diam-diam, karena kita sibuk merasa "baik-baik saja" saat sebenarnya sudah di ambang burnout.

Burnout Nggak Selalu Kelihatan

Bahaya lainnya, burnout tidak selalu terlihat jelas. Kadang kamu tetap tersenyum, tetap produktif, tetap menyelesaikan pekerjaan, namun tubuh sudah tidak dapat diajak kompromi. Kamu ngerasa nggak puas-puas, selalu kurang produktif, dan mulai mempertanyakan diri sendiri.

Burnout bukan sekadar lelah fisik. Ini bisa muncul dalam bentuk cemas berlebih, kehilangan semangat terhadap hal-hal yang dulu kamu suka, hingga merasa hidup kayak autopilot, jalan terus tapi kamu nggak tahu arahnya ke mana.

Banyak Gen Z yang tanpa sadar menyamakan nilai dirinya dengan seberapa sibuk mereka dalam sehari. Mereka akan merasa bersalah apabila dalam sehari tidak melakukan kegiatan apa-apa. Mereka berpatokan jika mereka beristirahat lama, mereka adalah orang yang malas. Padahal, istirahat adalah bagian penting dari produktivitas jangka panjang.

Justru, orang-orang yang bisa menyeimbangkan kerja dan istirahat punya peluang lebih besar untuk berkarya lebih konsisten, lebih sehat, dan lebih bahagia.

Mungkin sekarang saatnya kita berhenti mengukur keberhasilan dari to-do list yang penuh atau timeline kerja yang padat. Kesuksesan tidak selalu datang dengan kelelahan, dan kamu tetap berharga meski hari ini cuma bisa istirahat dan bernapas lega.

Berhenti sebentar bukan berarti kamu gagal. Itu artinya kamu sadar bahwa kamu manusia, bukan mesin. Dan kamu pantas punya hidup yang seimbang, bukan hidup yang cuma dipenuhi kerjaan demi konten “produktif”.

(Penulis:Tharisa, mahasiswa Sastra Inggris FIB Unand yang magang di TribunPadang.com)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved