Ramadan dan Idul Fitri

Kue Lebaran yang Laris Manis: Kacang Tojin, Kue Bawang, Sapik, Kambang Loyang, dan Arai Pinang

LEBARAN sudah di depan mata, selain momen berkumpul bersama keluarga, salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu saat Idulfitri adalah sajian khas yan

Editor: Emil Mahmud
Magang FIB| Wahyu Saptio A
CEMILAN TRADISIONAL SUMBAR - Kue Kambang Loyang merupakan salah satu kue atau cemilan tradisional Sumatera Barat khususnya saat lebaran, kurang rasanya kalau lebaran, tetapi tidak ada kue Kambang Loyang di Rumah. 

Kue bawang selalu hadir dalam toples Lebaran karena rasanya yang ringan dan cocok sebagai teman ngobrol. Filosofinya?

Kesederhanaan yang membawa kebahagiaan. Meski hanya berbahan dasar sederhana, kue ini tetap disukai banyak orang, mengajarkan bahwa kebahagiaan bisa hadir dalam kesederhanaan.  

4. Kacang Tojin: Si Kecil yang Bikin Ketagihan  

Tak lengkap rasanya kalau Lebaran tanpa kacang tojin. Camilan ini dibuat dari kacang tanah yang digoreng dengan bumbu sederhana seperti bawang putih dan garam, tetapi menghasilkan cita rasa yang luar biasa.  

Makanan ini melambangkan kerja keras dan hasil yang manis. Proses membuat kacang tojin membutuhkan kesabaran karena harus digoreng dengan api kecil agar matang merata dan renyah.

Hal ini mencerminkan nilai budaya Minangkabau yang menjunjung tinggi kerja keras dan ketekunan dalam mencapai kesuksesan.  

5. Kue Arai Pinang: Renyah dan Kaya Rasa  

Kue Arai Pinang adalah salah satu camilan tradisional yang sering hadir saat Lebaran. Kue ini terbuat dari campuran tepung ketan, telur, santan, dan garam.

Adonannya dibentuk menjadi lembaran tipis, lalu digoreng hingga renyah. Ciri khasnya adalah bentuknya yang tipis dan rasa gurihnya yang khas.  

Kue ini mengandung filosofi tentang keluwesan dalam kehidupan. Teksturnya yang renyah tetapi tidak mudah patah mengajarkan bahwa manusia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar tanpa kehilangan jati dirinya.  

Kue Lebaran bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun. Setiap kue memiliki nilai budaya dan filosofi yang dalam, mengajarkan kita tentang pentingnya kebersamaan, kerja keras, serta kesederhanaan dalam hidup.

Sajian aneka kue khas Minangkabau di rumah saat Lebaran, kita bukan hanya menikmati kelezatan rasanya, tetapi juga ikut melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.  

Jadi, kue mana yang paling sering ada di rumahmu saat Lebaran?

(Wahyu Saptio Afrima, Mahasiswa Prodi Sastra Minangkabau, FIB- Universitas Andalas)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved