Universitas Andalas

Kuliah Umum Dies Natalis Ke-43 FIB Unand, Fadly Amran Sebut Kekayaan Sejarah dan Budaya Kota Padang

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas atau FIB Unand menggelar Kuliah umum dalam rangkaian Dies Natalis ke-43, Jumat

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/EMIL MAHMUDSYAH
WALIKOTA KULIAH UMUM - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas atau FIB Unand menggelar Kuliah umum dalam rangkaian Dies Natalis ke-43, Jumat (7/3/2025).  Adapun materi Kuliah umum kali ini disampaikan oleh Wali kota Fadly Amran. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas atau FIB Unand menggelar Kuliah umum dalam rangkaian Dies Natalis ke-43, Jumat (7/3/2025). 

 

Rangkaian peringatan Dies Natalis ke-43 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas atau FIB Unand jadi istimewa atas kehadiran Wali Kota Padang Fadly Amran.

 

Orang nomor satu di Kota Padang itu memberikan materi kuliah umum pada Dies Natalis ke-43 FIB Unand, yang berlangsung di Convention Hall Unand, Kampus Limau Manis Kota Padang pada Jumat (7/3/2025).

 

Pada kesempatan sama Fadly Amran menyampaikan materi kuliah umum seputar Program Unggulan pemerintahannya selama lima tahun ke depan.

 

Sejauh ini, imbuhnya Kota Padang memiliki potensi budaya Kota Padang serta strategi memajukan kebudayaan di tengah modernisasi.

 

“Kota Padang memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa. Mulai dari peninggalan bunker Jepang, cagar budaya, etnis, hingga tradisi yang masih hidup dalam masyarakat, dan ini harus kita lestarikan dan manfaatkan untuk kemajuan pembangunan daerah,” ujar Fadly Amran di hadapan ratusan mahasiswa dan akademisi Unand serta para undangan dan hadirin lainnya.

 

Lebih lanjut Fadly Amran memaparkan, Kota Padang memiliki 76 cagar budaya, yang terdiri dari 73 cagar budaya kota, serta terdapat cagar budaya yang berstatus nasional.

 

Selain itu, kota ini juga memiliki enam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB) yang juga diakui secara nasional. Seperti Tari Balanse Madam, Gamad, dan Rumah Gadang Kajang Padati, Serak Gulo, Limau Baronggeng, dan Saluang Pauh.

 

“Kita tidak hanya memiliki Malin Kundang sebagai legenda terkenal, tetapi juga banyak tradisi lisan lainnya, seperti kisah Syekh Gunung Pangilun, adat istiadat, seni, bahasa dan sejumlah permainan rakyat,” tambahnya.

 

Selain perlindungan budaya, orang nomor satu di Kota Padang ini juga menyoroti pentingnya sinergi antara berbagai elemen masyarakat.

 

Utamanya, guna memperkuat peran Tungku Tigo Sajarangan yang terdiri dari Ninik Mamak, Alim Ulama, dan Cadiak Pandai.

 


“Kita perlu regulasi yang jelas agar lembaga adat ini bisa lebih berperan dalam pembangunan sosial dan budaya, sehingga dapat berkontribusi nyata dalam menjaga budaya dan adat istiadat di Kota Padang,” papar Fadly Amran.

 

“Memajukan budaya bukan hanya tugas pemerintah semata, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk akademisi dan generasi muda, mari bersama kita lestarikan budaya dan sejarah Kota Padang agar tetap hidup dan dikenal dunia,” pungkas Fadly Amran

 

Turut hadir Rektor yang diwakili Wakil Rektor IV, Prof Dr Henmaidi, Dekan FIB, Prof Dr Herwandi beserta para Wakil Dekan (WD) FIB, segenap para dosen, dan mahasiswa.

 

Tamu undangan lainnya, sederetan pejabat Kadis Kebudayaan Sumbar, serta  Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Yopi Krislova, dan Yudi Indra Sani selaku Kadis Pariwisata termasuk undangan dan tamu undangan lainnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved