Universitas Andalas
Kuliah Umum Sastra Minangkabau:Membingkai Budaya Terpinggirkan Kolaborasi Internasional & Etnografi
PROGRAM Studi Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas atau FIB Unand, menggelar kuliah umum bertajuk “Kisah dari Pinggiran: Dokum
Penulis: Elvina Helida Putri | Editor: Emil Mahmud

PROGRAM Studi Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas atau FIB Unand, menggelar kuliah umum bertajuk “Kisah dari Pinggiran: Dokumentasi Budaya dan Perjuangan Komunitas Tradisional dalam Dunia yang Berubah”, Rabu (25/06/2025), di Aula FIB Unand.
Kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi internasional yang mempertemukan akademisi, peneliti budaya, mahasiswa, hingga pelaku komunitas global dalam dialog lintas budaya dan disiplin.
Kuliah umum ini menghadirkan dua narasumber utama, Dr Tom Corcoran, pendiri dan CEO Ethnomad sekaligus Pemimpin Redaksi Fading Cultures Magazine yang berbasis di Eropa serta Dr Hasanuddin, MSi, dosen dan pakar budaya Minangkabau dari FIB Unand.
Selain itu, turut ditampilkan karya fotografi etnografi oleh Camila Torres Coto Aguilar, mahasiswa University College Cork (UCC), Irlandia, yang mendokumentasikan kehidupan komunitas adat melalui perspektif pembangunan internasional.
Dalam paparannya, Dr Tom Corcoran yang telah menjelajahi berbagai pelosok Indonesia sejak 1992, menyampaikan bahwa dokumentasi budaya bukan sekadar arsip visual atau data akademik.
“Kami menulis dari tangan pertama dari kisah dan suara mereka sendiri,” ujar Dr Tom Corcoran.
Baca juga: Program Mahasiswa Magang Bersertifikat FIB Unand-TribunPadang.com Berakhir Lalu Perpisahan Khidmat

Baca juga: Kuliah Umum Sastra Minangkabau FIB Unand: Dokumentasi Budaya Komunitas Tradisional hingga Visi Prodi
Melalui Fading Cultures Magazine, ia menyampaikan hasil riset etnografi dalam bentuk narasi populer dan visual yang dapat diakses publik global.
Ia juga menekankan bahwa dokumentasi budaya perlu menjadi bentuk kontribusi nyata kepada komunitas, termasuk advokasi budaya dan peluang kerja sama internasional.
“Dokumentasi bukan hanya mencatat, tetapi juga memberi kembali kepada komunitas,” tegasnya.
Wakil Dekan III FIB Unand, Dr Reniwati, M Hum, yang membuka acara mewakili dekan, mengapresiasi kegiatan ini sebagai bagian dari strategi internasionalisasi fakultas dan upaya mendukung akreditasi internasional FIBAA yang tengah disiapkan Prodi Sastra Minangkabau.
Ketua Prodi Sastra Minangkabau, Yerri Satria Putra, SS, MA, CIIQA, menyampaikan bahwa kegiatan ini mencerminkan keberpihakan akademik terhadap kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan dari narasi dominan.
“Budaya tidak seharusnya hanya dikurasi dalam museum. Ia hidup dalam bahasa, narasi, dan praktik komunitas. Maka, dokumentasi budaya adalah bentuk perjuangan yang juga sangat politis,” ujarnya.
Baca juga: Universitas Bung Hatta Buka Program Mahasiswa Magang ke Eropa, Bersama Markija Berdaya

Sementara itu, dalam pemaparannya, Dr Hasanuddin menjelaskan bahwa etnografi kini menjadi pendekatan reflektif dan empatik yang digunakan di berbagai bidang, mulai dari media hingga pendidikan.
Ia juga menyoroti sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau yang khas dan nilai-nilai adat yang terintegrasi dengan Islam.
“Sistem sosial Minangkabau bukan hanya khas, tetapi menjadi contoh bagaimana nilai lokal bisa hidup berdampingan dengan modernitas, selama tidak didistorsi oleh kepentingan luar,” jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.