Berita Populer Padang
POPULER PADANG: Palai Bada dan Lompong Sagu Laris, Masjid Al Hakim Pasang Larang Pacaran dan Merokok
Berita populer Padang: larisnya palai bada dan lompong sagu serta Masjid Al Hakim pasang larangan pacaran.
TRIBUNPADANG.COM - Inilah berita populer Padang selama 24 jam terakhir tayang di TribunPadang.com.
Ada berita tentang larisnya palai bada dan lompong sagu serta Masjid Al Hakim pasang larangan pacaran.
Simak berita selengkapnya:
1. Palai Bada dan Lompong Sagu Laris Manis di Padang, Warung Buk Ani Diburu Pembeli Saat Ramadan
Palai bada dan lompong sagu menjadi salah satu makanan paling dicari selama bulan Ramadan. Kedua makanan khas Minang ini laris dibeli warga sebagai menu berbuka puasa.
Palai bada atau dikenal dengan makanan pepes ikan bumbu khas Minang ini banyak dicari masyarakat yang akan digunakan sebagai menu berbuka puasa. Palai bada biasa dimakan dengan nasi setelah berbuka puasa.
Sedangkan, untuk makanan lompong sagu juga banyak dicari masyarakat sebagai menu berbuka puasa. Hal itu dikarenakan lompong sagu adalah makanan yang manis dan sangat cocok untuk berbuka puasa.
Makanan yang mudah ditemui di Provinsi Sumatera Barat, khususnya di Kota Padang ini cukup banyak dijual pada saat bulan suci Ramadan, begitu juga pada hari biasanya.
Salah satu warung yang menjualnya yakni Lompong Sagu Buk Ani di Jalan Kuranji, atau simpang sebelum Jembatan Kuranji, Kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Selain menjual lompong sagu, juga terdapat palai bada balado, palai bada karambia, lapek sagan/oncong-oncong, lapek sagu, lapek pisang, dan lamang baluo.
Baca juga: Palai Bada dan Lompong Sagu Laris Manis di Padang, Warung Buk Ani Diburu Pembeli Saat Ramadan
Salah seorang pembeli, Tri (29) mengatakan dirinya datang membeli lompong sagu sebagai menu berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
"Di sini sudah terkenal, karena rasanya enak. Lompong sagu ini rasanya juga manis, jadi sangat cocok untuk dijadikan sebagai menu berbuka puasa," ujar Tri saat ditemui di warung Buk Ani pada Selasa (4/3/2025).
Nurjani panggilan Ibu Ani (56) mengatakan untuk yang paling dicari oleh masyarakat pada saat bulan suci Ramadan adalah palai bada dan lompong sagu.
"Untuk lompong sagu bahan-bahan dasarnya adalah pisang, kelapa parut, gula merah, dan tepung sagu," kata Nurjani.
Awalnya pisang dikupas, dihancurkan, dan diberi garam secukupnya. Kemudian diaduk dengan kelapa parut, setelah dicampur dibungkus dengan menggunakan daun pisang.
Namun, pada saat prose pembungkusan dimasukkan potongan kecil gula merah ke dalam adukan pisang dan kelapa parut tadi.
Setelah dibungkus dengan daun pisang, barulah dibawa ke perapian untuk dibakar. Apinya tidak boleh terlalu panas, agar daun pisang yang membungkusnya tidak hangus terbakar.
Baca juga: Mencicipi Palai Bada di Kota Padang, Gurihnya Perpaduan Ikan dan Parutan Kelapa yang Pedas
Nurjani menyebutkan, jika dibakar dengan menggunakan api yang cukup besar, hanya menghanguskan daunnya. Namun, untuk bagian dalamnya tidak matang merata.
"Proses pembakaran 5 sampai 10 menit. Kita juga harus membolak-balikkannya, agar masaknya merata. Setelah itu, sudah bisa dijual dengan harga Rp2000," katanya.
Resep Dari Kakak Ipar
Nurjani menyebutkan berjualan bersama dengan suaminya bernama Aidil Fitri (66) yang membantunya setiap hari.
Dirinya menjadi satu kesatuan, di saat Nurjani membuat adonan, suaminya berdiri di tungku perapian membolak-balikkan lompong sagu yang sedang dibakar di atas bara api.
Pekerjaan ini setiap hari dilakukannya, hingga ratusan lompong sagu dan makanan lainnya dijual setiap hari.
"Saya diajarkan oleh Kakak Ipar saya, karena penjualannya terus meningkat dan menjadi usaha yang bisa menghidupi keluarga.
Awal saya berjualan, waktu itu anak perempuan saya masih TK, dan sekarang sudah dua tahun tamat dari bangku SMA," ujar Nurjani.
Baca juga: Arti Lirik Lagu Minang Lompong Sagu: Lompong Sagu Lompong Sagu Bagulo Lawang
Akhirnya kegiatan membuat lompong sagu menjadi profesinya, dan setiap hari selalu berkecimpung dengan usahanya.
Jenis makanan yang paling banyak dibuat setiap harinya oleh keluarga ini adalah sebanyak 200 lompong sagu, sedangkan untuk jenis makanan seperti lapek hanya 30.
Nurjani dan Aidil Fitri juga menerima pesanan dari masyarakat yang menginginkan jualannya. Jadi, bukan hanya menjual ke pembeli yang lewat di depan rumahnya di pinggir jalan.
"Akan tetapi, pada awal bulan suci Ramadan 1446 hijriah ini, peminat lompong sagu sedikit menurun. Akan tetapi, penjualan palai bada lebih meningkat," sebut Nurjani, sambil tersenyum menyampaikan pendapatannya kepada TribunPadang.com.
Untuk pembuatan palai yang paling banyak dibeli masyarakat saat bulan suci Ramadan dibutuhkan bahan-bahan ikan kecil-kecil, kelapa parut, dan juga cabe merah.
Khusus palai bada balado ditambahkan daun pucuk singkong atau ubi kayu di dalamnya. Setelah semuanya dicampur, lalu dibungkus dengan daun pisang dan kemudian dibakar di perapian selama 10-15 menit.
Makanan jenis lapek sagan berbahan dasar beras ketan, kelapa parut, dan pisang. Semua bahan tersebut dicampurkan dan dimasak dengan cara dikukus.
"Untuk palai bada dijual Rp 7000 rupiah, kalau untuk jenis lapek dijual Rp 2000 rupiah," pungkasnya.
Baca juga: Masjid Al Hakim Pasang Larangan Pacaran dan Merokok, Kawasan Wisata Pantai Padang Tertib
2. Masjid Al Hakim Pasang Larangan Pacaran dan Merokok, Kawasan Wisata Pantai Padang Tertib
Masjid Al Hakim di Pantai Padang memasang papan larangan pacaran dan merokok di sekitar kawasan masjid.
Pengurus masjid mengambil langkah ini untuk menjaga kesucian tempat ibadah yang sering dikunjungi masyarakat, terutama menjelang dan selama bulan Ramadhan.
Pengurus memasang papan pengumuman larangan yang terpasang di sekitar kawasan Masjid Al Hakim, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (4/3/2025).
Masjid Al Hakim berdiri kokoh berada di pinggir Pantai Padang, dan merupakan kawasan objek wisata yang ramai dikunjungi masyarakat.
Sebelum masuknya bulan suci Ramadan, setiap sore kawasan Masjid Al Hakim yang berada di pinggir pantai ramai dikunjungi masyarakat.
Sedangkan pada saat bulan suci Ramadan, terdapat masyarakat yang memilih lokasi ini sebagai tempat untuk ngabuburit.
Sambil menunggu waktu untuk berbuka puasa, masyarakat biasa menikmati indahnya kawasan Masjid Al Hakim dan indahnya Pantai Padang.
Setelah masuk waktu berbuka puasa dan masyarakat mudah untuk melaksanakan ibadah Salat Magrib, karena tidak perlu lagi mencari masjid terdekat.
Oleh karena itu, masjid dengan bergaya Taj Mahal dari India ini selalu ramai dikunjungi masyarakat. Akan tetapi, akibat terlalu ramai dan beberapa orang kedapatan pacaran.
Melihat hal itu, pihak dari Masjid Al Hakim memasang papan-papan pengumuman larangan di sekitar kawasan masjid.
Larangan tersebut terdiri dari dilarang merokok di area masjid, dilarang berjualan di area masjid, dilarang buang sampah sembarang di area masjid, dilarang pacaran/bermesraan di area masjid.
Ketua Harian Masjid Al Hakim, Muhammad Muammar, mengatakan bahwa masjid Al Hakim punya bentuk yang unik mirip dengan Taj Mahal yang ada di India.
"Selain itu, Masjid Al Hakim juga punya keunikan lain, dimana terletak di pinggir pantai. Jadi, punya daya tarik pada saat sore hari," kata Muhammad Muammar.
Kata dia, masyarakat banyak datang berkunjung lebih dahulu pada saat sore hari untuk menyaksikan sunset dengan duduk-duduk di pinggir pantai.
"Lokasinya dekat dengan masjid, sehingga pada saat masuknya waktu Salat Magrib tinggal masuk ke dalam masjid," ujarnya.
Muhammad Muammar menyebutkan ada tantangan bagi pihak masjid, dimana didapati pengunjung yang duduk terlalu lama dan bahkan tidak melaksanakan salat.
Pada setiap Magrib, dilakukan himbauan menggunakan pengeras suara bahwa waktu Salat Magrib akan masuk, dan juga ada petugas keamanan juga yang melakukan himbauan.
"Kita juga ada bekerjasama dengan petugas Satpol PP untuk melakukan himbauan di sekitar kawasan masjid yang masih duduk-duduk pada saat jam Salat sudah masuk," katanya.
Muhammad Muammar juga memasang papan himbauan yang berisi dilarang merokok dan dilarang pacaran.
"Karena poin-poin itu penting untuk kita ingatkan, walaupun masih ada satu atau dua yang melanggar. Akan tetapi, setidaknya kita sudah berusaha untuk melarang," pungkasnya. (*)
3 BERITA POPULER PADANG: 70 Pelajar Terjaring Bolos serta Razia Sasar Balap Liar & Knalpot Brong |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER PADANG: Tips Cegah Karhutla, Anjing Pelacak Cari Sabu dan Launching Smart Surau |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER PADANG: Dampak Kemarau ke Pertanian, Pria Bongkar Kedai dan KRI Bima Suci Bersandar |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER PADANG: Verifikasi Calon Dubalang, Sepekan Operasi Patuh, dan Wawako Motivasi Siswa |
![]() |
---|
3 BERITA POPULER PADANG: Kebakaran di Lubeg, Akses Sitinjau Lauik, dan Keluarga Desi Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.