Berita Populer Padang

POPULER PADANG: Anjing Gila Masuk Rumah Warga dan Gigit Bocah, Kereta Api Tabrak Minibus

Mulai dari berita tentang anjing gila masuk rumah warga dan gigit bocah hingga berita tentang kereta api tabrak minibus.

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Wahyu Bahar
SERANGAN ANJING: Seekor anjing gila masuk ke rumah warga di RW 4, Kelurahan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Senin (10/2/2025). Hewan liar itu menyerang seorang bocah berusia 11 tahun hingga mengalami luka gigitan di tangan dan punggung. 

"KA (B27) Minangkabau Ekspres kemudian melanjutkan perjalanan kembali pada pukul 16.35 WIB. Kondisi awak KA dan seluruh penumpang selamat," kata Kahumas KAI Divisi Regional II Sumatera Barat, M. As’ad Habibuddin.

As’ad mengingatkan kembali, bahwa seluruh pengguna jalan saat hendak melalui perlintasan sebidang wajib berhenti sejenak dan memastikan tidak ada kereta api yang akan lewat.

"Terlebih lagi telah terpasang rambu 'STOP' di perlintasan tersebut sebagai penanda utama. Jadi, pengguna jalan harus mematuhi rambu itu. Adanya palang pintu ataupun EWS hanya merupakan alat bantu semata," ujar As’ad.

Pemerintah sudah menuangkan berbagai aturan terkait posisi kereta api yang harus diutamakan oleh pengguna jalan saat melintas di perlintasan sebidang.

Pada UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Pasal 124 menyatakan yaitu, Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api. 

Baca juga: Bawaslu Kabupaten Solok Berikan Santunan bagi Pengawas Ad Hoc yang Alami Kecelakaan Kerja

Kemudian pada UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 114 menyatakan yaitu, Pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi kendaraan wajib: Berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup dan atau ada isyarat lain, mendahulukan kereta api, dan memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel.

Selain itu, KAI juga selalu menekankan, agar pemilik jalan sesuai kelasnya (Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) melakukan evaluasi keselamatan atas keberadaan perlintasan sebidang di wilayahnya.

Pemilik jalan adalah pihak yang harus mengelola perlintasan sebidang seperti melengkapi perlengkapan keselamatan atau menutup perlintasan sebidang yang dinilai membahayakan bagi keselamatan. 

Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No 94 Tahun 2018 wewenang untuk penanganan dan pengelolaan perlintasan sebidang antara jalur KA dan jalan dilakukan oleh pemilik jalannya.

Pengelolaaan untuk perlintasan sebidang yang berada di jalan nasional dilakukan oleh Menteri, Gubernur untuk perlintasan sebidang yang berada di jalan provinsi, dan Bupati/Wali Kota untuk perlintasan sebidang yang berada di jalan kabupaten/kota dan desa.

Baca juga: Agar Barang Bawaan Tidak Diturunkan, Perhatikan Aturan Bagasi KAI Saat Naik Kereta Api di Sumbar

"KAI berharap peran aktif semua pihak untuk dapat melakukan peningkatan keselamatan pada perlintasan sebidang demi keselamatan bersama. Masyarakat juga diharapkan disiplin mematuhi rambu-rambu yang terdapat di perlintasan sebidang. Serta menerapkan BERTEMAN (Berhenti sejenak, tengok kanan-kiri, jika aman, silahkan jalan)," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved