Kematian Rahmat Vaisandri

Polisi Sudah Tangkap 10 Pelaku Penganiayaan Perantau Minang Rahmat Vaisandri

Pihak keluarga Rahmat Vaisandri warga Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, yang meninggal misterius di perantauan ungkap 10 pelaku sudah diamankan ..

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
Istimewa
KEMATIAN RAHMAT VAISANDRI - Sosok Rahmat Vaisandri seorang sopir bus yang ditemukan meninggal di perantauan. Kepolisian menyebut pihaknya telah menangkap 10 pelaku penganiayaan Rahmat. 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Pihak keluarga Rahmat Vaisandri warga Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, yang meninggal misterius di perantauan ungkap 10 pelaku sudah diamankan pihak kepolisian.

Paman korban Helton, mengatakan, bahwa 10 pelaku tersebut diamankan pihak kepolisian dalam waktu yang berbeda oleh Kapolres Jakarta Timur.

"Dari 10 pelaku ini, kami dapat informasi satu diantarnya merupakan anggota brimob," ujar Helton, Selasa (4/2/2025).

Helton mengaku, penangkapan 10 pelaku ini harus disertai dengan pengusutan tuntas motif dan dalang dari perbuatan pelaku.

Menurut pihak keluarga dari 10 pelaku yang sudah diamankan, masih ada kemungkinan pelaku lainnya yang terlibat.

"Kami berharap supaya pihak kepolisian bisa bekerja sesuai dengan kewenangan mereka. Bisa mengungkap kasus ini sebaik mungkin," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Kematian misterius Rahmat Vaisandri di rantau menyisakan tanda tanya besar bagi pihak keluarga sehingga harus menempuh berbagai cara untuk mengungkapnya.

Baca juga: Perjuangan Keluarga Membuka Tabir Kematian Misterius Perantau Minang Rahmat Vaisandri

Pengungkapan kejanggalan kasus ini dilakukan pihak keluarga dengan menggandeng kuasa hukum guna mendapat titik terang akan kasus ini.

Paman Rahmat Vaisandri, mengaku melalui pengacara pihak keluarga mendapat sejumlah fakta baru.

Seperti bahwa posisi terakhir korban sebelum ditemukan dalam kondisi mengenaskan berjarak sekira 500 meter dari lokasi.

Serta lokasi tempat korban dianiaya berada di lantai dua bangunan, tempat ia dituduh mencuri dan mendapat amukan massa tersebut.

"Penelusuran dari pihak kami ini tentu menguatkan juga argumentasi pihak keluarga bahwa kematian kemenakan kami ini tidak wajar," ujarnya.

Terlebih beberapa bulan setelah kejadian tidak ada kejelasan dari pihak kepolisian atas kasus kematian ini.

Ia menilai ada dugaan manipulasi kasus dalam kematian ini, melihat proses pengusutan kasus sangat lama dari pihak kepolisian.

Oleh sebab itu pihak keluarga coba berkoordinasi dengan sejumlah wakil rakyat dari Sumatera Barat seperti Andre Rosiade dan Cindy Monica Salsabila Setiawan.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved