Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata Palestina Vs Israel Tertunda, Netanyahu: Hamas belum Serahkan, Daftar Sandera

Agenda gencatan senjata di Gaza, yang semula dimulai pada Minggu (19/1/2025), pukul 08.30 pagi, waktu setempat ditunda.

Editor: Emil Mahmud
X/Twitter
Situasi Gaza setelah gencatan senjata diumumkan. Gencatan senjata yang seharusnya dimulai pada Minggu (19/1/2025) pukul 08:30 waktu setempat, sempat mengalami penundaan 

Menurut jadwal yang disepakati, gencatan senjata antara Hamas dan Israel ditetapkan berlaku di Jalur Gaza pada hari Minggu (19/1/2025) pukul 8.30 pagi waktu setempat.

Perjanjian yang mencakup penghentian permusuhan dan pertukaran tahanan sejalan dengan jangka waktu yang disepakati oleh mediator Qatar, Mesir, dan AS.

Tahapan Gencatan Senjata

Berikut rincian kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas:

1. Pertukaran Tahanan dan Sandera
 
Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

Untuk tahapan ini, yang akan menjadi prioritas adalah sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun, dikutip dari Al-Arabiya.

Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

Sebagai informasi, jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650.

2. Negosiasi tentang Koridor Philadelphia

Israel akan secara bertahap menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphi.

Awalnya, Israel menginginkan peran pengawasan di Koridor Philadelphia, tetapi permintaan ini ditolak dalam kesepakatan akhir.

Tuntutan Israel untuk perwakilan tetap di Penyeberangan Rafah juga tidak diterima.

3. Fase Kedua

Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

Tahap ini mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

4. Bantuan Kemanusiaan

Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari selama periode enam minggu gencatan senjata.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.(*/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved