Disinfektan dan Ramuan Herbal Upaya Peternak Hadapi Lonjakan Kasus PMK di Padang Pariaman

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Lonjakan Penyakit Mulut dan Kuku di Padang Pariaman, Sumatera Barat, membawa kekhawatiran bagi para peternak setempat, mengingat sudah 195 kasus tercatat sejak Desember 2024.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Padang Pariaman Devi Yanti, menyebut upaya sementara yang bisa dilakukan pihaknya untuk mencegah penyebaran PMK pada ternak melalui sosialisasi.

Sosialisasi ini merupakan bentuk antisipasi mengingat vaksinasi di Padang Pariaman sudah tidak ada sejak delapan bulan terakhir.

"Kita hanya bisa melakukan sosialisasi dengan masif, agar peternak tidak panik dalam menghadapi kasus ini,"ujarnya.

Ia menilai para peternak sejatinya sudah paham dan mengerti dengan PMK mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

Baca juga: PMK Kembali Merebak di Padang Pariaman, 195 Kasus di 13 Kecamatan

Beberapa peternak, menurut Devi sudah bisa mengatasi ternak yang terjangkit dengan memberi ramuan herbal seperti dedaunan yang dihaluskan.

"Soalnya akibat PMK ini ternak tidak mau makan, sehingga harus diakali caranya agar kondisi ternak tidak turun drastis, sampai sembuh,' ujarnya.

Ia menyebut angka penyembuhan PMK ini sebenarnya tinggi tergantung perlakuan masyarakat pada ternaknya.

Selain pengetahuan masyarakat yang sudah baik, pihaknya juga tetap memberikan diinfektan pada sejumlah peternakan yang ternaknya terdampak.

Hal ini mengingat PMK bisa menular pada ternak lain melalui udara dan lainnya.

"Kalau vaksin kan sudah tidak ada, yang ada sekarang cuma disinfektan makanya kami gunakan sebaik mungkin," tuturnya.