Jelang Hari Guru Nasional 25 November, PB PGAI Kumpulkan Donasi Untuk Guru Supriyani

Pengurus Besar Persatuan Guru Agama Islam (PB PGAI) kumpulkan donasi untuk membantu meringankan beban Guru Honorer menganiaya siswanya yang merupakan

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) kumpulkan donasi untuk membantu meringankan beban Guru Honorer menganiaya siswanya yang merupakan anak polisi di Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pengurus Besar Persatuan Guru Agama Islam (PB PGAI) kumpulkan donasi untuk membantu meringankan beban Guru Honorer menganiaya siswanya yang merupakan anak polisi di Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Saat ini, Supriyani dituntut bebas oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang ketujuh di Pengadilan Negeri Andoolo, Konsel, Senin (11/11/2024) lalu.

Hasil dari pengumpulan donasi ini atas nama solidaritas untuk guru Supriyani, PGAI berhasil mengumpulkan uang sumbangan dari para guru sebesar Rp 7.070.000 rupiah.

Dari kegiatan ini, diharapkan akan diikuti oleh sekolah swasta dan negeri lainnya untuk ikut berpartisipasi membantu dan menegakkan keadilan terhadap guru Supriyani.

"Saya didesak oleh para guru untuk memberikan santunan kepada Ibu Supriyani yang telah dituntut bebas. Dari ini, terkumpullah yang Rp 7.070.000 rupiah," kata Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Agama Islam (PB PGAI), Fauzi Bahar.

Baca juga: Respons Santai Fauzi Bahar Baliho Dicoret Korup, Sebut Sudah Kenyang Difitnah

Dirinya merasa prihatin dan juga bercampur salut kepada Ibu Supriyani. Fauzi Bahar memohon kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk mengangkat para guru honorer menjadi ASN, khususnya yang sudah mengabdi lebih dari 10 tahun.

Ia mengajak untuk semua orang memuliakan seorang guru. Apalagi sebentar lagi akan diperingati Hari Guru Nasional (HGN) pada tanggal 25 November 2024.

"Uang ini dikumpulkan sejak satu minggu yang lalu dari para guru-guru dan termasuk guru honorer juga. Saya menghimbau kepada seluruh guru, mari kita menyumbang untuk Ibu Supriyani, karena guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa," ujar Fauzi Bahar.

Wakil Ketua Umum PGAI, Eka Putra Wirman, yang juga seorang seorang akademisi Indonesia dan guru besar mengucapkan simpati kepada para guru. Karena guru dan dosen adalah profesi yang mulia dan perlu mendapatkan apresiasi dari seluruh pihak.

Ia berharap, kejadian ini menjadi yang terakhir dan tidak ada lagi. Selain itu, kejadian ini akan dijadikan kewaspadaan, dikarenakan guru menginginkan yang terbaik bagi siswanya.

Baca juga: 4 Fakta Pasca Sidang Perdana Guru Honorer Supriyani di Konawe Selatan

"Terkadang keinginan yang meluap itu, kadang-kadang membuat guru itu serius untuk mengajar sehingga datang cubitan dan lainnya. Sedangkan ketika kita kembali ke tahun 70-an, justru orang tua memberi para guru bekal berupa rotan atau lidi," katanya.

Perwakilan Wakil Ketua Bidang pendidikan Dasar dan Menengah Adabiah, Drawellita, berpesan kepada para orang tua agar bersama-sama berkolaborasi mendidik anak-anak dan mempercayakan anaknya kepada sekolah yang telah dipilih.

"Karena, semua guru yang sudah diangkat itu pasti orang-orang yang sudah mempunyai sertifikat agar dipercaya mendidik dan mengajar anak didiknya. Kami menghimbau, jangan sampai ada Supriyani yang berikutnya," ujar Drawellita.

Kepala SD Adabiah, Depi Barnas, mengatakan untuk SD Adabiah ada 36 guru. Namun, ada sebanyak 20 orang guru masih honorer. Dan, para guru inilah yang menyisihkan uangnya untuk membantu guru Supriyani.

Ia berharap, penegakan hukum terhadap guru Supriyani benar-benar dilaksanakan dan tidak ada kriminalisasi untuk guru. "Selanjutnya kita 'badoncek' istilahnya dalam mengumpulkan sumbangan," ujar Depi Barnas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved