Artikel
Kurikulum Merdeka Ajak Orang Tua Lebih Dekat dengan Anak
"Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024", gambaran keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak tersebut turut dihadirkan.
Penulis: rilis biz | Editor: Emil Mahmud
PENDIDIKAN anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah, melainkan juga orang tua di rumah. Pada "Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024", gambaran keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak tersebut turut dihadirkan, melalui pameran digital.
Dari pameran tersebut terdapat enam hasil karya orang tua yang terpilih. Karya-karya ini menampilkan berbagai pengalaman dan cerita inspiratif dari orang tua yang menunjukkan bagaimana kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat mendukung pendidikan anak secara efektif.
Pameran yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini untuk mengabarkan bagaimana semua pihak harus terlibat dalam proses pendidikan untuk menyiapkan Generasi Emas 2045.
Dari enam karya yang terpilih, salah satunya berjudul "Mendongeng Seru Bersama Ayahku" karya dari Tri Sujarwo. Foto ini termasuk dalam karya terpilih pada kategori orang tua.
Karya ini berupa foto yang menangkap momen keceriaan saat Tri mendongeng kepada putranya, Albiruni, menggunakan boneka tangan bernama Bruno. Tri menyebut bahwa mendongeng dengan boneka membuat cerita menjadi lebih hidup dan menyenangkan bagi anaknya.
Mendongeng dengan boneka tangan, bagi dia membuat anak lebih tertarik pada cerita. Tri selalu berusaha menyisipkan pesan moral yang bisa dipahami, dan metode mendongeng ini membuat pesan tersebut lebih mudah diterima oleh anak tanpa terkesan menggurui.
Dirinya merasa sangat senang dan bangga karena karyanya terpilih sebagai salah satu Karya Terbaik dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024.
Bagi Tri Sujarwo, mendongeng adalah salah satu bentuk partisipasi orang tua dalam mendukung proses belajar anak sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka, di mana orang tua dapat berperan aktif dalam memperkaya pengalaman belajar anak di luar lingkungan sekolah, menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna.
Terlebih lagi, dalam Kurikulum Merdeka, orang tua memainkan peran penting dalam proses belajar anak. Oleh karena itu, dia merasa sangat bersyukur dan bangga bisa menjadi salah satu karya terpilih dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024.
Tidak hanya Tri Sujarwo, karya terpilih lainnya datang dengan judul "Aku Cinta Buku Sejak Kecil" karya Hastuti Madyaning Utami. Hastuti, orang tua dari Azzam, seorang murid TK Pertiwi Mardisiwi Bandingan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, membiasakan anaknya membaca setidaknya 15 menit setiap hari sejak usia dini. Kegiatan itu sudah dilakukan sejak anaknya berusia satu tahun.
Para orang tua sadar bahwa edukasi dan kebiasaan untuk membaca harus ditanamkan sejak dini, agar saat dewasa anak-anak tidak malas untuk membaca yang merupakan gerbang untuk memasuki beragai bidang ilmu pengetahuan.
“Menurut saya, literasi harus ditanamkan sejak dini, bahkan sejak bayi. Saya dan suami membiasakan anak kami membaca minimal 15 menit sehari dengan buku yang sesuai usianya. Kebiasaan ini akan memberikan efek yang sangat positif bagi perkembangan literasi dan numerasi anak sekaligus membuatnya semakin cinta belajar.” tambah Hastuti.
Kegiatan membaca buku bersama antara orang dengan anak, sejalan dengan pembelajaran di Kurikulum Merdeka, yang melibatkan peran orang tua dalam membekali mereka dengan kemampuan literasi dan numerasi dari rumah, sekaligus membuka peluang bagi anak untuk bereksplorasi dan menemukan minat serta bakatnya.
Kurikulum Merdeka memberikan peluang luas bagi anak untuk belajar dan bereksplorasi sesuai dengan minat, bakat, dan karakteristik mereka. Dengan demikian, diharapkan anak dapat menemukan peran mereka di masa depan dan menjadi bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Kemampuan literasi dan numerasi merupakan aspek penting yang mendukung pembelajaran. Orang tua dapat berperan dalam menanamkan motivasi belajar serta semangat literasi dan numerasi pada anak sejak dini di rumah.
Pengaruh Positif Ekonomi Kreatif Terhadap, Rencana Kenaikan PPN 12 Persen |
![]() |
---|
Sinergi Fiskal untuk Optimalisasi Pembangunan Nasional |
![]() |
---|
Artikel: Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu untuk Perekonomian Berkelanjutan |
![]() |
---|
Artikel: Merintis Harapan dalam Sekeping Hutan Sambungo |
![]() |
---|
Artikel: Dampak Positif PTSL terhadap Pembangunan dan Perekonomian Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.