Citizen Journalism
Opini : Kebablasan dalam Berbahasa, Berkata Kasar, Provokatif, atau tidak Pantas
BAHASA adalah alat komunikasi yang sangat kuat (Revita, 2024). Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan
Di dunia maya, orang-orang sering kali merasa lebih bebas untuk mengekspresikan diri tanpa memikirkan konsekuensinya.
Anonimitas yang diberikan oleh media sosial mendorong orang untuk berbicara lebih lepas, sering kali tanpa rasa tanggung jawab.
Akibatnya, muncul fenomena keyboard warrior di mana seseorang dengan mudahnya menyerang orang lain melalui kata-kata yang tidak pantas atau penuh kebencian.
Padahal, dalam berkomunikasi, etika seharusnya tetap dijaga, baik dalam percakapan langsung maupun di dunia maya.
Setiap kata yang kita ucapkan atau tuliskan memiliki dampak, dan kebebasan berpendapat seharusnya tetap diiringi dengan kesadaran akan tanggung jawab sosial.
Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan budaya, penting untuk merefleksikan kembali bagaimana kita menggunakan bahasa.
Kebebasan berbahasa bukan berarti kebebasan untuk menyakiti atau merusak, melainkan kebebasan untuk berkomunikasi dengan saling menghargai.
Prinsip-prinsip kesantunan, etika, dan sopan santun tidak boleh hilang meskipun kita berada dalam ruang digital yang sering kali terasa tanpa batas.
Bahasa seharusnya menjadi jembatan yang menghubungkan orang-orang, bukan tembok yang memisahkan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mempertimbangkan dampak dari setiap kata yang kita keluarkan (Revita, 2024b).
Kita perlu bertanya pada diri sendiri, apakah kata-kata yang kita gunakan akan membangun atau merusak?
Apakah ucapan kita akan menciptakan keharmonisan atau konflik?
Kebablasan dalam berbahasa adalah persoalan serius yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak.
Di era di mana komunikasi semakin cepat dan mudah, kita perlu lebih berhati-hati dalam menggunakan bahasa.
Kesadaran akan etika berbahasa, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, adalah kunci untuk menciptakan lingkungan komunikasi yang sehat dan harmonis.
Jangan sampai kebebasan berbahasa justru menjadi kebablasan yang merugikan banyak pihak.
Mari kita gunakan bahasa sebagai sarana untuk membangun, bukan menghancurkan.(")
MAN IC Padang Pariaman Menebar Harapan Jemput Masa Depan: Berakit-rakit ke Hulu, Berenang ke Tepian |
![]() |
---|
Kuliah Kerja Nyata: Program Mahasiswa di Indonesia Serupa, Bakti Siswa & Magang Industri di Malaysia |
![]() |
---|
Opini Ruang Kota Tanpa Asap: Car Free Day Antara Negara Serumpun Indonesia & Malaysia |
![]() |
---|
Opini Bahasa Melayu: Bila Percuma di Malaysia, Gratis di Indonesia |
![]() |
---|
UNP Pelatihan Emotional Spritual Question di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.