Citizen Journalism

Kisah Puteri Gunung Ledang dan Roro Jonggrang: Legenda Cinta dan Kesetiaan dari Asia Tenggara

Cerita rakyat dari Asia Tenggara sering kali menyimpan kisah-kisah yang penuh warna dan makna mendalam.

Editor: Nika Afrilia
Kolase TribunPadang
Dua legenda terkenal yang menggambarkan keindahan dan kompleksitas mitos dan sejarah di kawasan Asia Tenggara adalah cerita Puteri Gunung Ledang dari Malaysia dan Roro Jonggrang dari Indonesia. 

Roro Jonggrang: Puteri Cantik dan Candi yang Tidak Pernah Selesai

Roro Jonggrang adalah salah satu legenda terkenal dari Indonesia, khususnya dari daerah Jawa Tengah.

Kisah ini berkisar pada seorang putri cantik yang dikenal karena kecerdikan dan keindahan fisiknya.

Baca juga: Gunung Jerai: Saksi Bisu Peradaban Kuno di Kedah, Ada Legenda Kapal Berubah Jadi Gunung

Dalam cerita ini, Roro Jonggrang adalah putri dari kerajaan Prambanan yang ditaklukkan oleh seorang raja dari kerajaan tetangga.

Raja ini, yang sangat tertarik pada kecantikan Roro Jonggrang, ingin menikahinya. Namun, Roro Jonggrang menolak tawaran tersebut dan meminta syarat yang sangat sulit yakni membangun seribu candi dalam satu malam.

Raja tersebut, yang sangat ingin memenuhi syarat dan menikahi Roro Jonggrang, mulai bekerja keras dengan bantuan makhluk gaib dan pekerja.

Namun, menjelang akhir waktu, Roro Jonggrang menyusun rencana untuk menggagalkan proyek tersebut dengan menciptakan kebisingan yang menyerupai suara ayam berkokok, sehingga pekerja berpikir bahwa pagi telah tiba dan mereka berhenti bekerja.

Legenda Roro Jonggrang mengajarkan tentang kecerdikan dan keinginan, serta konsekuensi dari penipuan.

Ini juga menggarisbawahi betapa pentingnya kejujuran dan integritas dalam mencapai tujuan dan membangun hubungan.

Kedua cerita rakyat ini, Puteri Gunung Ledang dan Roro Jonggrang, memberikan wawasan yang mendalam tentang nilai-nilai budaya dan moral di Asia Tenggara.

Meskipun berasal dari negara yang berbeda, keduanya memiliki kesamaan dalam menggambarkan tema-tema seperti kesetiaan, cinta, dan kejujuran.

Dengan memahami dan menghargai legenda-legenda ini, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya tetapi juga mengambil pelajaran berharga yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved