Artikel
Wangi kopi yang Menyejahterakan Petani Sirukam
Kopi bantuan dari Dinas Kehutanan saat ini sudah berbuah lebat. Untuk kopi jenis robusta ini, KUPS Kopi Aia Langang menerima dalam bentuk biji cherry.
Penulis: rilis biz | Editor: Emil Mahmud
Secara kualitas, biji dari buah pelangi tidaklah seindah namanya. Kualitasnya berada di bawah biji yang berasal dari buah cherry pilihan. Jika boleh memilih, KUPS Kopi LPHN Sirukam sebenarnya menginginkan semua kopi yang diproduksi termasuk untuk kopi pondo, berasal dari buah cherry.
Namun saat ini, pihaknya masih dalam tahapan untuk mengedukasi masyarakat Sirukam agar lebih peduli dengan potensi yang dimiliki oleh daerah. Kopi londo adalah salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Sirukam. Karena itu, saat ini mereka masih menerima buah pelangi kopi londo untuk diproses menjadi bubuk kopi.
Kopi itu awalnya tidak lagi memiliki nilai secara ekonomi. Masyarakat menjadikannya sebagai pohon peneduh. Namun sejak KUPS Kopi LPHN Sirukam bersedia menerima biji kopi tersebut-- meskipun dalam bentuk biji pelangi--masyarakat kembali bergairah untuk memanen biji kopi di pekarangan rumahnya.
Hampir setiap hari ada saja masyarakat yang mengantarkan biji kopi itu ke tempat pengolahan kopi yang dikelola KUPS Kopi Aia Langang. Harga yang diberikan untuk 1 kilogram cukup tinggi, sesuai harga pasar. Saat harga sedang bagus seperti saat ini, 1 kilogram biji kopi dihargai Rp10 ribu.
Biji Kopi Londo itu diproses dengan standar yang telah ditetapkan, mulai dari penjemuran hingga penggilingan dan menjadi produk kopi khas Sirukam siap jual.
Produk kopi itu dipasarkan melalui kedai-kedai tradisional tidak saja di Sirukam, tetapi juga di Kota dan Kabupaten Solok secara luas. Beberapa pedagang bahkan memasarkan ke beberapa kota lain di Sumbar.
Pohon kopi londo yang berbentuk perkebunan, menurut Hendrio, lebih luas lagi. Meski belum disurvei secara resmi, diperkirakan luasnya hampir 100 hektare.
Perkebunan kopi sisa cultuurstelsel itu rata-rata letaknya lebih jauh di dalam hutan lindung dan sebagian besar kondisinya tidak lagi terawat.
Namun, pada 12 Juli 2016, LPHN Sirukam mendapatkan Izin Pengelolaan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hak Pengelolaan Hutan Nagari/Desa seluas 1.789,83 hektare. Kawasan hutan yang bisa dikelola itu termasuk untuk perkebunan kopi londo.
Harapan dalam perhutanan sosial
Hak Pengelolaan Hutan Nagari (HPHN) LPHN Sirukam menjadi angin segar bagi masyarakat setempat untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan lahan hutan dan hasil hutan bukan kayu.
Anggota LPHN Sirukam, Hendrio, menyebut mata pencarian mayoritas penduduk di daerah itu adalah bertani. Umumnya bersawah dengan durasi panen rata-rata dua kali setahun. Dengan adanya HPHN, di sela menunggu panen, masyarakat bisa memanfaatkan kawasan hutan untuk mendapatkan penghasilan harian.
Kopi merupakan salah satu komoditas yang menjadi keunggulan Sirukam. Karena hampir semua keluarga memiliki pohon kopi, maka penambahan penghasilan dari kopi cukup untuk menjamin dapur tetap berasap sambil menunggu panen padi.
Industri kopi yang dikelola KUPS Kopi Aia Langang, Sirukam, juga mulai berjalan meski masih dalam skala rumahan. Dinas Kehutanan Sumbar yang memiliki perhatian khusus terhadap program perhutanan sosial pun memberikan bantuan.
Bantuan itu dimulai dengan pengurusan Hak Pengelolaan Hutan Nagari (HPHN), memberikan bimbingan dan bantuan bibit kopi, hingga bantuan peralatan pengolahan kopi seperti mesin roasting dan mesin penggiling biji kopi.
Pengaruh Positif Ekonomi Kreatif Terhadap, Rencana Kenaikan PPN 12 Persen |
![]() |
---|
Sinergi Fiskal untuk Optimalisasi Pembangunan Nasional |
![]() |
---|
Artikel: Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu untuk Perekonomian Berkelanjutan |
![]() |
---|
Artikel: Merintis Harapan dalam Sekeping Hutan Sambungo |
![]() |
---|
Artikel: Dampak Positif PTSL terhadap Pembangunan dan Perekonomian Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.