Tabuik Pariaman 2024

Pesona Tabuik Budaya Piaman 2024 Dilanjutkan dengan Prosesi Turun Panjandan Maatam

Memasuki 8 Muharram 1446 H, Pesona Tabuik Budaya Piaman 2024, melangsungkan prosesi turun panja dan maatam, Minggu (14/7/2024)

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Sejumlah anak Tabuik memainkan gandang tambua dan tasa dalam rangkaian prosesi turun panja dan maatam lanjutan Pesona Tabuik Budaya Piaman 2024, Minggu (14/7/2024) 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Memasuki 8 Muharram 1446 H, Pesona Tabuik Budaya Piaman 2024, melangsungkan prosesi turun panja dan maatam, Minggu (14/7/2024).

Dua prosesi ini menurut Tuo Tabuik Pasa, Zulbakri, merupakan dua prosesi yang saling berkaitan.

Kedua peristiwa itu menggambarkan peristiwa gugurnya cucu Rasulullah SAW (Husain) saat perang di Padang Karbala.

"Untuk prosesi turun panja kami lakukan saat pagi hari di rumah Tuo Tabuik," ujarnya, Minggu (14/7/2024).

Ia menjelaskan dalam prosesi turun panja ini, panja yang dimaksudkan merupakan kotak uang berisi duplikat jari-jari Husain.

Lebih lanjut, Zulbakri menerangkan, pada peristiwa Padang Karbala, Husain dibunuh secara keji oleh tentara Raja Yazid Bin Muawiyah.

Baca juga: POPULER SUMBAR: Prosesi Basalisiah Tabuik Pariaman, Pencurian di Pessel, Mahyeldi-Vasko di Pilgub

Saat peristiwa itu, kepala Husain  dipenggal, sehingga terpisah dari tubuh begitu juga jari-jari Husain dipotong.

"Jadi, pada prosesi turun panja ini kita menurunkan dan mengeluarkan duplikat jari-jari Husain untuk kemudian di arak dalam prosesi maarak jari-jari," paparnya.

Setelah prosesi turun panja, kelompok Rumah Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang melangsungkan prosesi maatam.

Pada prosesi ini, keluarga rumah Tabuik bersama masyarakat sekitar akan berkeliling di daraga.

"Proses maatam dilaksanakan siang hari, keluarga rumah Tabuik bersama masyarakat sekitar yaitu kaum ibu akan berkeliling di daraga dengan menunjukkan kesedihan," terang Zulbakri.

Baca juga: Pesona Budaya Tabuik Piaman 2024 Tuntaskan Dua Prosesi, Puncak Kegiatan Minggu 21 Juli

Ia menyebut, prosesi ini menyimbolkan duka cita atas gugurnya Husain di medan perang.

Sebelum memulai kegiatan, akan diadakan doa bersama untuk orang yang telah meninggal dan doa keselamatan untuk orang yang masih hidup.

"Prosesi maatam menandakan kesedihan kita terbunuhnya cucu kesayangan Rasulullah, Husain. Kita berdoa sembari menunjukkan kesedihan," ungkapnya.

Zulbakri menegaskan, bahwa proses tersebut hanyalah sebuah warisan budaya, sehingga tidak boleh dikaitkan dengan hal mistis. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved