Rahmah El Yunusiyyah

Cerita Rahmah El Yunusiyyah Pimpin Santri Putri Diniyyah Masuk Hutan Antar Senjata untuk Pejuang

Kisah perjuangan santri putri Diniyyah Padang Panjang, Sumatera Barat di masa kemerdekaan terungkap dari cerita Fauziah Fauzan El Muhammady

Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
Tribunpadang.com
PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA - Keturunan Rahmah El Yunusiyyah, Fauziah Fauzan El Muhammady. Dalam podcast TribunPadang.com, Fauziah menceritakan bagaimana sang nenek tidak hanya mendidik perempuan agar berilmu, tapi juga membentuk pasukan perjuangan rakyat. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PANJANG - Kisah perjuangan santri putri Diniyyah Padang Panjang, Sumatera Barat di masa kemerdekaan terungkap dari cerita Fauziah Fauzan El Muhammady, cucu Rahmah El Yunusiyyah, pahlawan nasional yang baru ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK Tahun 2025.

Dalam podcast TribunPadang.com, Fauziah menceritakan bagaimana sang nenek tidak hanya mendidik perempuan agar berilmu, tapi juga membentuk pasukan perjuangan rakyat.

Rahmah bahkan turun langsung memimpin para santrinya, termasuk para remaja putri, untuk membantu perjuangan kemerdekaan.

Menurut Fauziah, Rahmah mengoordinasikan para santri putri Diniyyah untuk mengantarkan senjata dan logistik ke para pejuang di hutan-hutan sekitar Padang Panjang.

Aksi itu berlangsung di masa genting menjelang proklamasi, saat Belanda dan Jepang masih menjadi ancaman di tanah Minangkabau.

Baca juga: Wali Kota Fadly Amran Buka Padang Job Fair 2025: Perkuat Investasi dan Sediakan Ribuan Posisi

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy berfoto di samping potret Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyah usai penetapan gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025)
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy berfoto di samping potret Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyah usai penetapan gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025) (FOTO DOKUMENTASI/ADPIM SUMBAR)

“Bayangkan, santri putri pada masa itu masuk hutan mengantarkan senjata dan makanan untuk pejuang. Kalau anak sekarang, mungkin ke kamar mandi saja masih takut sendiri,” kata Fauziah dalam perbincangan di podcast, Kamis (13/11/2025).

Ia menambahkan, Rahmah memimpin dengan ketegasan dan keberanian yang jarang dimiliki perempuan pada masa itu.

Ketika diminta tokoh masyarakat untuk memimpin perjuangan, Rahmah berkata, ‘Tegaklah tuan-tuan di belakang punggung saya. Saya akan pimpin perjuangan ini dan kita bebaskan bangsa kita dari penjajah.’

Namun, ketika kepemimpinan pasukan diambil alih oleh tokoh bernama Anas Karim, Rahmah dengan rendah hati menempatkan diri sebagai komandan logistik.

Ia memastikan dapur umum dan jalur logistik tetap berjalan untuk menopang perjuangan rakyat.

Baca juga: Warisan Abadi Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyyah: "Ibu Terdidik Adalah Kunci Masa Depan Bangsa”

Selain dikenal sebagai pendidik dan pejuang, Rahmah juga seorang bidan, seniman, serta penulis naskah drama.

Ia bahkan kerap menggelar pementasan teater di lingkungan Diniyyah Putri untuk membiayai kegiatan pendidikan perempuan.

Fauziah mengenakan selendang hasil sulaman tangan neneknya yang telah berusia lebih dari 60 tahun sebagai simbol keuletan dan dedikasi.

“Nilai perjuangan dan keteladanan Bunda Rahmah bukan hanya dalam bidang pendidikan, tapi juga keberanian, disiplin, dan pengabdian. Itu yang kami warisi hingga kini,” ujar Fauziah menutup kisahnya.

Penetapan Rahmah El Yunusiyyah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia menjadi pengakuan atas perjuangan panjang seorang perempuan Minangkabau yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk bangsa.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved