Artikel
Membangun Mercusuar Pendidikan dari Kebun Sawit Sukamara
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukamara, mendukung program Lighthouse School Program yang diinisiasi Putera Sampoerna Foundation
Penulis: rilis biz | Editor: Emil Mahmud
MENJADI Sekolah Penggerak tidak mudah, sejumlah tahapan harus dilewati. Minimal sekolah melakukan lima intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, dan akan mengakselerasi sekolah negeri atau swasta untuk bergerak 1 hingga 2 tahap lebih maju.
Pertama, pendampingan konsultatif dan asimetris. Di mana Kemendikbud melalui unit pelaksana teknis (UPT) di masing-masing provinsi akan memberikan pendampingan bagi pemerintah daerah provinsi dan kabupaten atau kota dalam perencanaan Program Sekolah Penggerak.
UPT Kemendikbud di masing-masing provinsi itu akan memberikan pendampingan kepada pemda selama implementasi program. Termasuk memfasilitasi pemda dalam melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait hingga mencarikan solusi jika terjadi kendala di lapangan.
Tahap kedua, melakukan penguatan terhadap SDM sekolah yang melibatkan kepala sekolah, pengawas sekolah, penilik, dan guru. Bentuk penguatannya meliputi pelatihan dan pendampingan intensif (coaching one to one) dengan pelatih ahli dari Kemendikbud.
Ketiga, melakukan pembelajaran dengan paradigma baru, yakni merancang pembelajaran berdasarkan prinsip yang terdiferensiasi, sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.
Keempat, menitikberatkan pada manajemen berbasis sekolah, yang didasarkan pada refleksi diri satuan pendidikan.
Kelima, digitalisasi sekolah lewat penggunaan berbagai platform digital yang mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang disesuaikan.
Program Sekolah Penggerak sendiri adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program ini merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya yang akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.
Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Sekolah Penggerak
Di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, SD Perdana Sukamara yang berada di tengah kebun sawit menjadi yang pertama dan satu-satunya hingga kini berlabel Sekolah Penggerak yang diperoleh pada tahun 2022, bukan kepada 50-an sekolah negeri dan swasta lainnya.
Kondisi ini sempat menimbulkan kecemburuan. Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, Krisdiana, yang juga Juara I Kepala Sekolah Berprestasi se Sukamara itu, semula tidak menyangka, meski sudah mendapat pemberitahuan via email dari Kemendikbudristek, tetapi belum ada pemberitahuan resmi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukamara.
Akhirnya pemberitahuan itu tiba juga. SD Perdana resmi menerima label sebagai Sekolah Penggerak. Menjadi Sekolah Penggerak sebenarnya tidak membutuhkan upaya berlebih karena sekolah itu sudah menerapkan "Merdeka Belajar" dalam aktivitas ajar mengajar, seperti diferensiasi, penguatan literasi dan numerasi.
Pengaruh Positif Ekonomi Kreatif Terhadap, Rencana Kenaikan PPN 12 Persen |
![]() |
---|
Sinergi Fiskal untuk Optimalisasi Pembangunan Nasional |
![]() |
---|
Artikel: Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu untuk Perekonomian Berkelanjutan |
![]() |
---|
Artikel: Merintis Harapan dalam Sekeping Hutan Sambungo |
![]() |
---|
Artikel: Dampak Positif PTSL terhadap Pembangunan dan Perekonomian Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.