Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Tim Tanggap Bencana Unand Nilai Korban Banjir Bandang Sumbar Butuh Alat Pembersih dan Penyedot Air

Tim Tanggap Bencana Universitas Andalas (Unand) menilai korban banjir bandang dan banjir lahar dingin gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar)

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Rima Kurniati
Wakil Ketua Umum MWA Universitas Andalas Prof Werry Darta Taifur, Rabu (16/8/2023). Dia menilai korban banjir bandang dan banjir lahar dingin gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) membutuhkan alat pembersih dan penyedot air. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Tim Tanggap Bencana Universitas Andalas (Unand) menilai korban banjir bandang dan banjir lahar dingin gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) membutuhkan alat pembersih dan penyedot air.

Peralatan tanggap darurat tersebut dibutuhkan guna membersihkan material-materil banjir bandang di rumah-rumah dan lingkungan masyarakat yang terdampak.

Hal ini diungkapkan Prof Werry Darta Taifur, Wakil Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unand, Senin (20/5/2024) di Padang.

"Bencana banjir bandang lahar dingin berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Selain kerugian nyawa dan materi, putusnya ruas jalan nasional yang menjadi akses utama masyarakat dari arah Kota Padang menuju Kota Padang Panjang-Bukittinggi juga secara langsung mempengaruhi ekonomi masyarakat sekitar," katanya.

Ia menambahkan beberapa peralatan tanggap darurat yang diperlukan untuk membantu masyarakat korban bencana di antaranya genset bensin 5500 watt sebanyak dua unit, mesin pompa air tiga inci (bensin) sebanyak satu buah.

Baca juga: Presiden Jokowi bakal Serahkan Bantuan Korban Banjir Bandang saat Kunjungi 2 Lokasi di Tanah Datar

Kemudian, mesin cuci jet cleaner tekanan 200 baru bahan bakar bensin sebanyak dua unit, tenda posko 4x6 meter bahan D300 sebanyak dua unit, kabel roll 25 meter visicom stop kontak empat buah, lampu sorot LED 500 watt plus tripod sebanyak lima unit.

Selain itu, juga dibutuhkan biaya operasional mesin dengan rincian yaitu satu hari membutuhkan 45 liter pertamax/pertalite per mesin, dan untuk 3 mesin (genset, pompa air, dan mesin cuci jet cleaner).

Sebelumnya ia bersama tim dokter dari Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Unand, tim perawat dari Fakultas Keperawatan, tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Unand dan Fakultas Farmasi, serta tim Fakultas Teknik telah turun ke lokasi bencana pada 17-18 Mei 2024

Tim bidang kesehatan melakukan pelayanan kesehatan dengan mobil klinik, serta membantu psikososial untuk mengurangi dampak psikologis korban.

Tim teknis dari Fakultas Teknik bersama Komunitas Siaga Bencana mahasiswa Unand melakukan pembersihan fasilitas umum masjid dan pembenahan sarana umum dan MKCK hingga mempelajari kemungkinan pengadaan air bersih.

Baca juga: 2 Lokasi yang akan Dikunjungi Jokowi di Tanah Datar, Agenda Serahkan Bantuan & Dialog dengan Korban

Disamping itu, keseluruhan tim Unand akan memberikan sembako, obat-obatan, peralatan yang dibutuhkan masyarakat selama dalam pengungsian, hingga melakukan penggalangan donasi dari dewan profesor, dosen, dan tendik.

"Tim tanggap bencana Unand sendiri mengunjungi beberapa titik selama dua hari, yaitu Lasi, Pandai Sikek, dan Bukik Batabuah. Tim ini bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat mengurangi beban masyarakat yang terdampak bencana dan membantu pemulihan daerah tersebut," tambahnya.

Prof Werry menambahkan dengan adanya upaya ini, diharapkan masyarakat dapat segera bangkit dari keterpurukan akibat bencana alam yang terjadi.

"Masyarakat luas juga diajak untuk turut serta membantu melalui donasi atau bentuk bantuan lainnya yang dapat meringankan beban korban bencana," katanya.

Prof Werry Darta Taifur menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama semua pihak dalam menghadapi situasi darurat ini, sehingga proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan efisien. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved