Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Teriakan Debit Air Naik Bangunkan Azimar dan Keluarga saat Banjir Bandang Lahar Dingin Sumbar

Azimar menceritakan momen menegangkan saat dirinya dan keluarga berupaya menyelamatkan diri dari banjir bandang lahar dingin Simpang Bukik

Editor: Rizka Desri Yusfita
TirbunPekanbaru/Alexander
Azimar dan suami (belakang) menceritakan kisah mereka berjuang dan selamat dari banjir bandang di Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. 

"Saat itu, kami berpikir, kalau memang di situ ajal kami maka kami sudah rela dan ikhlas, menyerahkan diri kepada Allah SWT, dan terus mengucap," tuturnya.

Untungnya banjir bandang yang terjadi di tempat pondok mereka berlindung tidak ada batu maupun kayu besar yang menggelinding turun.

Akhirnya sekitar pukul 02.00 malam saat air mulai surut mereka kemudian mulai mencari arah untuk kembali ke rumah.

Namun ternyata kawasan Simpang Bukik, Kenagarian Bukik Batabuah, Agam, Sumbar, tersebut sudah jauh mereka tinggalkan.

"Kami kemudian bertemu dengan rumah warga di sana dan bercerita tentang kejadian yang kami alami saat itu, kami kemudian dibuatkan teh manis oleh warga tersebut," ujarnya.

Baca juga: Petani Bukik Batabuah Agam tak Percaya Batu-Batu Besar Bisa Turun dari Perut Gunung Marapi

Saat sudah Subuh, kemudian Azimar berempat kembali ke rumah mereka di Kawasan Bukik Batabuah, Agam, Sumbar, dan alangkah tercengangnya mereka sudah banyak batu besar kayu besar pohon-pohon kumbang yang menggelinding turun memenuhi kampung mereka dan banyak juga rumah yang sudah hancur karena banjir bandang.

"Kami terkejut semua melihat kampung yang sudah porak-poranda karena banyak-banyak rumah kami juga rusak parah, dan tidak satu pun barang kami yang tersisa, bahkan satu sendok pun tidak ada lagi."

"Motor yang ada di dalam rumah pun sudah disapu bersih, kayu-kayu, lumpur, air, semua masuk ke dalam, dan semua barang kami 'bersih' dibuatnya di dalam," ujarnya.

Hingga saat ini Azimar sekeluarga masih mengungsi di SDN 08 Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dan mendapatkan bantuan yang terus berdatangan dari berbagai pihak.

"Hanya baju melekat di badan dan handphone saja yang tersisa, semua habis, ini baju yang dipakai dari bantuan-bantuan yang kami terima, terimakasih semua yang membantu kami di sini," tuturnya. (Tribunpekanbaru.com/Alexander)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved