Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi
Malam Panjang Bagi Arnis, Menyaksikan Banjir Lahar Dingin Sambil Bergelantungan
Hujan deras malam itu Sabtu (11/5/2024) mengganggu kantuk Arnis, yang sudah siap-siap memicingkan matanya mengistirahatkan badan setelah sehari berjua
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
Susah payah, melawan air dan material banjir, akhirnya Arnis bisa bergelantung di tiang.
Baca juga: Melalui PAPA, DKPP Agam Pastikan Keamanan Pangan Segar Masyarakat
Seluruh tubuhnya sudah hitam lumpur, bahkan sudah sampai kerongkongannya, lumpur sudah terminum saat ia berusaha mencapai tiang.
"Saya tidak bisa langsung mengangkat badan untuk naik ke rumah, harus menunggu beberapa saat," ujarnya menjelaskan bahwa selama bergelantung berbagai material menghantam kakinya.
Saat bergelantung, samar-samar Arnis melihat ada perempuan melintas di samping rumahnya.
Perempuan tersebut merupakan tetangga di belakang rumah Arnis, ia juga jadi korban banjir bandang bersama anaknya. Ia ditemukan meninggal esok hari dan anaknya menjalani perawatan medis (selamat).
Sekuat tenagan memegangi tiang, air kembali datang dari belakang rumah Arnis, menerobos dinding dapurnya.
Baca juga: Melalui PAPA, DKPP Agam Pastikan Keamanan Pangan Segar Masyarakat
Sempat goyah di hantam air, tangan besar Arnis terus mencengkram lebih kuat menahan posisinya yang kian sulit.
Selama bergelantung Arnis juga tidak melihat lagi istrinya, tapi suara mintak tolong dan tangis menyatu dengan suara air di tengah malam yang gelap itu.
Dengan sisa tenaga, Arnis mengangkat tubuh gempalnya, yang sudah berwarna hitam.
Di atas rumah ia menemukan istrinya dalam kondisi terjepit material, sigap Arnis mengeluarkan kaki istrinya tersebut.
Mereka berdua pergi ke luar, mencari tempat aman, memegangi pagar besi, yang menurut mereka kuat untuk jadi sandaran.
Hampir 30 menit Arnis bertahan di pagar itu memanjatkan doa memeluk istrinya dalam dingin banjir lahar dingin.
Baca juga: Infografis: Restrukturisasi Mesin untuk Pertumbuhan Industri Kayu Olahan
Di tengah gelap gulita, ia mendapati rumah kayu (rumah lama) miliknya sudah roboh setengah, motornya yang terparkir di sana tidak nampak lagi.
Dalam doa dan pelukan istri ia menyisir Kapalo Koto yang dulunya hijau, sejuk dan tenang, berubah hitam, seram dan menakutkan.
"Airnya bisa mencapai empat meter, sangat besar dan makin ke bawah air makin besar karena menghantam rumah-rumah warga yang ia lewati," ujarnya menunjukan gestur tangan naik turun, menerangkan air itu melompati setiap material yang ia lewati.
Pemkab Agam Usulkan Ratusan Bantuan Rumah bagi Korban Banjir Lahar Dingin, Pembangunan Bertahap |
![]() |
---|
BPBD Agam: Bantuan Rehab Rumah untuk Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar dalam Proses |
![]() |
---|
5 Bulan Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar Berlalu, Bantuan dari Presiden Tak Kunjung Cair |
![]() |
---|
Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, Ombudsman: Korban Tagih Janji-Janji Pemerintah |
![]() |
---|
Mulai Bisa Dilalui 21 Juli, Perbaikan Jalan Padang-Bukittinggi Lembah Anai Baru 40 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.