Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Malam Panjang Bagi Arnis, Menyaksikan Banjir Lahar Dingin Sambil Bergelantungan

Hujan deras malam itu Sabtu (11/5/2024) mengganggu kantuk Arnis, yang sudah siap-siap memicingkan matanya mengistirahatkan badan setelah sehari berjua

|
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Korban banjir bandang yang selamat Arnis di Kapalo Koto, Sungai Pua, Agam Sumatera Barat, saat ditemui sedang mengungsi di rumah saudaranya, Rabu (15/5/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Hujan deras malam itu Sabtu (11/5/2024) mengganggu kantuk Arnis, yang sudah siap-siap memicingkan matanya mengistirahatkan badan setelah sehari berjualan.

Warga Kapalo Koto, Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat itu, rasa mendengar batu mengguguh atap rumahnya, selama hampir satu jam.

Ia yang sudah uring-urangan di atas kasur, kembali setengah duduk membuka sosial media menunggu kantuk selanjutnya.

Belum juga kantuk tiba sekira pukul 22.15 WIB, terdengar gemercik air membawa bebatuan dari belakang rumah.

"Suaranya cukup keras dan mengganggu, sehingga saya sudah wasapa," ujarnya, mengingat peristiwa menyeramkan malam itu saat ditemui mengungsi di rumah saudaranya, Rabu (15/5/2024).

Baca juga: FOTO Pakai Alat Seadanya Warga Sungai Puar Sumbar Bersihkan Sisa Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga Kapalo koto, Sungai Puar, Agam Sumatera Barat sedang berjibaku membersihkan material banjir lahar dingin Gunung Marapi, Rabu (15/5/2024).
Warga Kapalo koto, Sungai Puar, Agam Sumatera Barat sedang berjibaku membersihkan material banjir lahar dingin Gunung Marapi, Rabu (15/5/2024). (TribunPadang.com/RahmatPanji)

Agak sedikit malas Arnis mengangkat badan dari kasur, ke arah jendela. Saat, menyingkap tirai jendela kamar, di luar air sudah hampir menjilat pintu jendela kamarnya.

Bersama istrinya, Arnis mulai was-was. Betul saja, selang beberapa waktu terdengar suara rumah roboh dari bagian belakang.

Di tengah hujan yang mulai mereda, suara air dari luar bersahutan dengan suara orang minta tolong.

Arnis melangkah awas ke luar, bersama doa, ia menyibak air setinggi paha menuju sumber suara.

"Di sebelah ada ibu dan anak yang minta tolong, tapi tidak bisa saya bantu karena air sangat deras," kata Arnis.

Baca juga: BREAKING NEWS: Prabowo Subianto Tiba di BIM, Agenda Salurkan Bantuan Korban Banjir Bandang Sumbar

Rumah milik Arnis di Kapalo Koto Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat. Warga melakukan pembersihan material banjir lahar dingin dengan alat sedanya, seperti memodifikasi triplek dengan kayu untuk bisa mendorong lumpur, Rabu (15/5/2024)
Rumah milik Arnis di Kapalo Koto Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat. Warga melakukan pembersihan material banjir lahar dingin dengan alat sedanya, seperti memodifikasi triplek dengan kayu untuk bisa mendorong lumpur, Rabu (15/5/2024) (TribunPadang.com/RahmatPanji)

"Umi tunggu di sana saja, saya tidak bisa tolong umi," kata Arnis mencontohkan percakapan terakhirnya.

Benar itu percakapan terakhir mereka, hanya selang beberapa detik tembok samping rumah Arnis jebol. Tetangga dan rumahnya hanyut terbawa banjir.

Sedangkan Arnis tidak melihat lagi kemana ibu dan anak tadi, ia sudah bergelimang lumpur.

Lampu mati, sekuat tenaga Arnis menggapai tiang yang berada cukup tinggi di dalam garasi rumahnya.

Entah gaya renang apa yang ia gunakan, kepalanya terbenam, muncul. Matanya tajam mencari tiang itu.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved