Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Simpang Manunggal Tanah Datar Dulu Pemberhentian Bus dan Travel, Kini Ribuan Kayu Parkir Berjejer

Simpang Manunggal, Kecamatan Lima Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat, yang dikenal tempat pemberhentian bus atau travel menuju Kota Padang, kini ...

Penulis: Arif Ramanda Kurnia | Editor: Fuadi Zikri
Simpang Manunggal Tanah Datar Dulu Pemberhentian Bus dan Travel, Kini Ribuan Kayu Parkir Berjejer - Bongkahan-kayu-akibat-banjir-bandang-berjejer-di-Simpang-Manunggal-Nagari-Limo-Kaum.jpg
TribunPadang.com/Arif RK
Bongkahan kayu akibat banjir bandang berjejer di Simpang Manunggal, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, Senin (13/5/2024).
Simpang Manunggal Tanah Datar Dulu Pemberhentian Bus dan Travel, Kini Ribuan Kayu Parkir Berjejer - Bongkahan-kayu-akibat-banjir-bandang-berjejer-di-Simpang-Manunggal.jpg
TribunPadang.com/Arif RK
Bongkahan kayu akibat banjir bandang berjejer di Simpang Manunggal, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, Senin (13/5/2024).
Simpang Manunggal Tanah Datar Dulu Pemberhentian Bus dan Travel, Kini Ribuan Kayu Parkir Berjejer - Bongkahan-kayu-akibat-banjir-bandang-berjejer-di-Simpang-Manunggal-Limo-Kaum.jpg
TribunPadang.com/Arif RK
Bongkahan kayu akibat banjir bandang berjejer di Simpang Manunggal, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, Senin (13/5/2024).

TRIBUNPADANG.COM, TANAH DATAR - Simpang Manunggal, Kecamatan Lima Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat, yang dikenal tempat pemberhentian bus atau travel menuju Kota Padang, kini telah dipenuhi material kayu akibat banjir bandang, Senin(13/5/2024).

Pantauan tribunpadang.com, setiap rumah makan di Simpang Manunggal yang dahulu parkir bus atau travel sekarang telah tergantikan oleh kayu dan batu berukuran kecil sampai besar.

Material kayu itu dibersihkan oleh masyarakat, mereka mengumpulkan kayu dan peralatan lain hingga tingginya hampir sama dengan bangunan yang berada di tepi jalan.

Seorang petugas BPBD Kabupaten Tanah Datar, Bonang mengatakan, kayu yang sampai di Simpang Manunggal ini berasal dari daerah hulu sungai Merapi.

“Kayu dan bongkahan material lainnya dibawa dari daerah atas menurun ke Manunggal,” jelasnya.

Baca juga: Lama Merantau, Pulang-Pulang Liza Dapati Rumah Mertua Hancur: Ibu, Ponakan, dan Cucu Hilang

Ia juga mengatakan bongkahan kayu ini ada yang berukuran sepangkuan orang dewasa.

Mulai dari simpang manunggal hingga ke Masjid Al Ikhlas semua berjejer kayu disertai tanah lumpur bahkan juga ada peralatan rumah tangga.

“Akibat bongkahan material ini menutupi badan jalan maka akses jalan masih tertutup dari Batusangkar ke Padang Panjang,” pungkasnya.

Jembatan Putus dan Puluhan Rumah Hanyut

Bencana banjir bandang atau disebut galodo oleh masyarakat Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat, merusak 35 unit rumah, satu sekolah dan satu jembatan.

Banjir yang terjadi sekira pukul 22.15 WIB Sabtu (11/5/2024) ini, datang dengan sangat besar membawa sejumlah pohon, bebatuan dan sampah.

Camat IV Koto Subchan, mengatakan, banjir membuat 35 unit rumah warga mengalami kerusakan.

Diantaranya lima unit rusak parah, enam unit rusak sedang dan selebihnya rusak ringan.

"Itu sifat datanya masih sementara, masih bisa bertambah lagi. Karena pihak kami masih dilapangan," ujarnya, Senin (13/5/2024).

Selain rumah juga ada satu rumah makan yang tidak tersisa lagi bangunannya turut terbawa oleh banjir.

Sedangkan untuk fasilitas umum ada satu unit sekolah rusak parah, polindes dan jembatan rubuh.

Jembatan yang rubuh ini merupakan jembatan penghubung nagari Koto Panjang dan Sianok 6 suku.

"Karena itu jalan utama, maka sekarang sedang dilakukan pembuatan jembatan alternatif oleh masyarakat menggunakan papan," terangnya.

Tidak hanya bangunan dan fasilitas umum terdampak, tiga orang warga turut mengalami luka ringan akibat banjir ini.

Sekarang, Subchan mengaku warga sudah mulai melakukan pembersihan material longsor bersama Polisi, TNI, BPBD dan sejumlah relawan.

Ia menjelaskan bahwa di IV Koto ada empat dari tujuh nagari yang terdampak banjir ini, diantaranya Koto Tuo, Balingka, Koto Panjang dan Sianok 6 Suku.

Baca juga: Satu Jembatan Putus, 35 Rumah dan Satu Sekolah Rusak Akibat Banjir Bandang di IV Koto Agam

Keluarga Hilang

Liza, lama berada di perantauan. Kini, ia pulang kampung bersama suaminya melihat ibu mertua dan ponakan.

Kepulangannya ke kampung halaman di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, bersamaan dengan terjadinya banjir bandang di daerah itu.

Tangis Liza tak terbendung ketika ia mendapati rumah mertuanya yang terletak tepat di depan Masjid Al Ikhlas sudah bobrok.

Puing bangunan kotor dipenuhi lumpur, banyak orang yang bekerja membersihkan material banjir bandang itu.

Ia sempat berharap rumah mertuanya tak terdampak parah. Namun, semua hanya tinggal harapan.

“Seketika tiba semua tampak seperti danau kecil,” ujar Liza.

Kemudian Liza bersama suaminya berusaha mencari keberadaan ibu mertuanya setelah air surut.

“Air mulai surut tapi kami tak bisa masuk ke dalam rumah karna sudah penuh sekali dengan tanah,” ucapnya.

Dikatakan Liza, saat terjadi banjir bandang di dalam rumah mertuanya itu juga terdapat ponakan dan cucunya.

Ibu mertuanya bernama Ummi Raisa (101) serta ada empat orang lain yakni Tia, Nazwa, Lativa dan Gavin.

“Sampai sekarang mereka belum ditemukan, entah masih tertimbun di rumah atau banjir membawa mereka ke tempat lain,” ungkapnya dengan air mata berlinang.

Ia mengatakan proses evakuasi masih terus dilakukan berbagai macam puing sudah dibersihkan satu persatu namun belum ada tanda dari mereka.

“Saya cuma berharap mereka cepat kembali dan bertemu kami lagi,” pungkasnya.

_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News

 
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved