Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

7 Fakta Terkini Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar: 15 Korban Belum Ditemukan

Banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat melanda wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang pada Sabtu

|
Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Arif RK
Bongkahan kayu akibat banjir bandang berjejer di Simpang Manunggal, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Tanah Datar, Senin (13/5/2024). 

Sedangkan jalan alternatif via kelok 44 bisa dilalui dari BIM, Ulakan, Pariaman, Tiku, Lubuk Basung, Maninjau, Kelok 44 dan Padang Luar.

Dua dari empat unit truk yang terseret banjir lahar dingin ditemukan di tengah sungai Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Minggu (12/5/2024).
Dua dari empat unit truk yang terseret banjir lahar dingin ditemukan di tengah sungai Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Minggu (12/5/2024). (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

"Kondisinya memang jalan alternatif via Malalak sudah bisa dilalui, tapi Malalak lokasinya rawan longsor," ujar Kapolda.

Menurutnya dengan kondisi cuaca saat ini, kemungkinan longsor di jalur Malalak masih bisa terjadi.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau agar masyarakat yang tidak memiliki keperluan mendesak dari Padang ke Bukittinggi atau sebaliknya, bisa menunda perjalanan terlebih dahulu. 

4. Murid SD 03 Koto Tuo Ampek Koto Agam Belajar di MDA

Sebanyak 252 murid SD 03 Koto Tuo, Ampek Koto, Agam menjalankan proses belajar mengajar di MDA terdekat, Senin (13/5/2024).

Hal itu dikarenakan kondisi gedung sekolah yang sudah tidak layak digunakan akibat banjir bandang.

"Untuk sementara antisipasinya kelas dipindahkan ke MDA, tapi tentu tidak bisa maksimal seperti biasanya jadwalnya cuma sampai pukul 10.00 WIB," ujar Nurhasanah guru SD 03 Koto Tuo.

Nurhasanah bersama tiga guru lainnya datang melihat langsung bangunan sekolah yang sudah bolong-bolong dihantam pohon dan batu itu.

Baca juga: UPDATE Dampak Banjir dan Longsor di Sumbar: 44 Meninggal Dunia di 5 Daerah, 71 Rumah Hilang

Mereka bertiga asik menunjuki sejumlah bagian sekolah itu, sambil berjalan gontai diantara lumpur banjir yang masih basah pagi itu.

Ia menerangkan di sekolah itu ada sebanyak 13 ruangan kelas, empat ruangan untuk guru dan kepala sekolah, serta Labor dan gudang.

Bangunan sekolah yang digabung sejak tahun 2019 itu, awalnya berbentuk liter L, dimana pada bagian belakang ada sebanyak enam kelas, lalu dua kelas terpisah dan sisanya di gedung depan.

Sekarang seluruh kelas dibagian belakang itu hilang tidak tersisa, sedangkan kelas bagian depan juga hancur tapi masih tersisa puing-puingnya.

Dua orang murid SD 03 Koto Tuo, Ampek Koto, Agam Sumatera Barat, sedang melihat kondisi sekolahnya yang hancur karena banjir. Keduanya mulai hari ini (Senin) belajar di MDA terdekat
Dua orang murid SD 03 Koto Tuo, Ampek Koto, Agam Sumatera Barat, sedang melihat kondisi sekolahnya yang hancur karena banjir. Keduanya mulai hari ini (Senin) belajar di MDA terdekat (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

"Saya masih hafal betul, soalnya Sabtu kemarin masih mengajar," ujarnya.

Ruangan kelas yang masih utuh hanya dua kelas yang letaknya agak berjauhan dari gedung sekolah berbentuk liter L tersebut.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved