Literasi Digital Pasbar

Asal Usul Nagari Jambak, Bukan Jawa Minang Batak

Jika kita dari Padang ke Simpang Ampek, Kabupaten Pasaman Barat. Sekitar 3 km sebelum Simpang Ampek, ada daerah bernama Jambak.

|
Editor: Rahmadi
Dok. Pribadi
Kantor Nagari Lingkuang Aua Jambak, Kecamatan Pasaman, Pasaman Barat. 

Dengan perjanjian, jika panen nantinya sebagian akan dibayar untuk modal pembukaan lahan dan modal perkebunan. Jika sudah lunas maka, perkebunan dan sertifikatnya adalah pemilik masyarakat yang terdaftar dalam kelompok tersebut.

Baca juga: Tak Selamanya Mendung itu Kelabu, Mentari Telah Menjelma di Sekolah Ku SMAN 1 Lembah Melintang

“Hal itu membuat masyarakat pribumi tidak percaya, bahwa itu akan diberikan pada masyarakat,” jelas pak Haji Prapto. 

Mengapa masyarakat lingkungan setempat tidak mau menerima tawaran tersebut, karena trauma akan penindasan dilakukan Belanda pada buruh pabrik yang didatangkan langsung dari Jawa. 

Hal ini menimbulkan ketakutan, bagi mantan buruh pabrik yang saat itu bermukim di Bandarejo, Sidomulyo, dan Padang Lawas. Mereka tidak mau dan tidak ingin terlibat lagi dalam perkebunan Ophir. Lalu tawaran-tawaran sering ditolak, dengan alasan mereka percaya itu hanya siasat Belanda saja.

Pada Akhirnya ada sekelompok masyarakat yang tinggal di Batang Lingkin, sebenarnya mereka itu berasal dari daerah Cubadak yang terletak sekarang di wilayah dekat Panti Kabupaten Pasaman. 

Menurut Agus Hamdi (1975:35) “Batang saman merupakan sungai yang berhulu di nagari Cubadak dan bermuara di Sasak dan sungai ini selain untuk pengairan juga digunakan untuk alat perhubungan.

Baca juga: Si Bocil yang Gigih

Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan mengapa masyarakat Cubadak banyak bermukim di Batang Lingkin yang jaraknya sangat dekat dengan sungai Batang Saman. 

Orang Cubadak yang tinggal di Batang Lingkin mau ikut dalam kelompok perkebunan kelapa sawit tersebut lalu tercukupilah kuota untuk pembagian lahan perkebunan sawit untuk rakyat. 

Maka, daerah tersebut didiami oleh TNI yang berasal dari Suku Jawa yang bertugas di daerah Minang yang beristri orang Minang dan orang yang berasal dari daerah Cubadak dengan bahasa khas Mandahiling. Hal ini dibenarkan dengan banyaknya kepemilikan awal perkebunan Jambak tersebut dari orang Jawa, Minang, dan orang Cubadak.

Kemudian timbul pertanyaan kenapa orang banyak mengatakan Jambak itu Jawa Minang Batak. “Sebenarnya datangnya saudara kita dari daerah Batak jauh sesudah terbentuknya kampung Jambak,” pungkas Haji Prapto.(*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved