Kabupaten Padang Pariaman

Operasi Tidak Berhasil, Korban Luka Tembak di Padang Pariaman Jalani Hidup Bersama Sebutir Peluru

Bela Cintia adalah korban luka tembak yang sampai saat ini belum jelas pelakunya, sejak pihak keluarga membuat laporan ke Polres Pariaman, Kamis ..

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Penampakan hasil CT Scan peluru yang bersarang diperut Bela Cintia. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Sejak pagi Leni Marlina ( ibu korban tertembak peluru yang belum jelas pelakunya di Padang Pariaman) sudah mengetok pintu rumah saudaranya untuk meminjam uang.

Uang pinjaman itu hendak ia gunakan untuk ongkos berobat anaknya Bela Cintia (14) ke RSUD Pariaman.

Bela Cintia adalah korban luka tembak yang sampai saat ini belum jelas pelakunya, sejak pihak keluarga membuat laporan ke Polres Pariaman, Kamis (25/2/2024).

Bela mengalami luka tembak saat pulang bersama tujuh temannya dari MTS di Pilubang, Padang Pariaman.

Menurut pihak kepolisian Polres Pariaman, Peristiwa bermula saat korban pulang sekolah dengan berjalan kaki.

Saat sampai di kawasan Sungai Lawai Korong Balekok Nagari Kuranji Hulu, korban mendengar suara dentuman di atas atap rumah milik warga bernama Samar.

Tiba-tiba, korban merasakan sakit di bagian perut sebelah kiri dan langsung terjatuh. Perutnya mengalami luka dan mengeluarkan darah.

ibu dan paman bela Cintia Korban penembakan menunjukan hasil Rontgen
Ibu dan paman Bela Cintia Korban penembakan menunjukkan hasil rontgen peluru diperut saat menjalani kontrol di RSUD Pariaman.

Baca juga: Pelajar MTs di Padang Pariaman Dapat Luka Tembak Saat Pulang Sekolah, Polisi Dalami Penyebab

Pihak keluarga langsung membawa anak ke lima dari enam bersaudara itu ke Puskesmas Sungai Limau, sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD Pariaman.

Di RSUD Pariaman, Bela menjalankan operasi keesokan harinya (Jumat), untuk mengeluarkan peluru yang ada di perutnya.

Ibunya, mengaku operasi tersebut gagal terlaksana, peluru tidak bisa keluar dalam perut anaknya yang sudah menahan rasa sakit sejak hari kejadian.

"Kata dokter, posisinya (peluru) berpindah-pindah. Sehingga tidak bisa dikeluarkan," ujarnya mengingat detail percakapan dokter di pagi yang menegangkan itu.

Setelah gagal melakukan operasi, dokter meminta persetujuan padanya untuk melanjutkan operasi dengan dampak bisa terjadi pendarahan pada Bela.

Persetujuan itu tidak diamini begitu saja oleh Leni, ia meminta juga saran dari dokter bersangkutan, supaya anak gadisnya bisa selamat.

Pilihan dokter pagi itu tidak melanjutkan operasi, luka tembak di bagian kiri perut bela ditutup kembali.

Siswa kelas 3 MTS tersebut harus rela menjalani harinya bersama satu butir peluru hingga hari ini.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved