Banjir di Sumbar

Kepala BNPB: 78.877 Orang Akibat Banjir di Sumatera Barat, 30 Orang Meninggal Dunia

Kepala BNPB Letjen Suharyanto menyebutkan bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat (Sumbar) menimbulkan korban hingga memaksa warga mengungsi

Penulis: Rahmadisuardi | Editor: Rahmadi
istimewa
Kepala BNPB Letjen Suharyanto saat rapat koordinasi bersama Gubernur Sumbar Mahyeldi di Auditorium Gubernuran Sumbar, Senin (11/3/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebutkan bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat (Sumbar) menimbulkan korban hingga memaksa warga mengungsi.

Hal ini disampaikan saat memimpin rapat koordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Barat di Padang, Senin (11/03/2024).

Dilaporkan Suharyanto, sebanyak 30 warga meninggal dunia dan 6 orang masih dinyatakan hilang akibat banjir dan tanah longsor, sementara warga mengungsi mencapai 78.877 orang. 

Sedangkan kerugian infrastruktur yang diperkirakan mencapai Rp226 miliar.

"Bencana ini cukup masif karena mengakibatkan korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman," katanya dilansir dari Diskominfo Sumbar, Selasa (12/3/2024).

Menyikapi dampak bencana tersebut Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan status tanggap darurat guna merespons cepat kondisi penanggulangan bencana.

Baca juga: Satu Lagi Korban Banjir di Pesisir Selatan Ditemukan, Total 24 Meninggal, 5 Dalam Pencarian

Status tanggap darurat juga ditetapkan di 5 dari 12 daerah terdampak banjir.

Kelima daerah itu yakni Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat.

Letjen TNI Suharyanto menekankan, seluruh unsur terlibat mengutamakan kecepatan penanganan tanggap darurat bencana. 

Khususnya berkaitan dengan ketersediaan pangan pokok, serta pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.

Selain itu, BNPB juga menyerahkan bantuan sementara untuk kebutuhan awal berupa dukungan operasional, logistik dan peralatan, serta Dana Siap Pakai (DSP) senilai total Rp. 1,75 miliar untuk penanggulangan bencana.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi menjelaskan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Baca juga: Anggota DPRD Solok Selatan Ditangkap Polisi di Padang Diduga Terlibat Narkoba

Bencana banjir dan longsor juga dipengaruhi oleh saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik.

Selain itu, juga ditemukan pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.

Selain itu, dari hasil pendataan di lapangan, pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya.

Usai rapat kordinasi penanganan darurat bencana banjir dan longsor tersebut, Kepala BNPB dan Gubernur Mahyeldi mengunjungi beberapa titik bencana secara terpisah untuk meninjau dan menyalurkan bantuan.

Kepala BNPB didampingi Sekdaprov Sumbar Hansastri, melakukan peninjauan ke lokasi bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan. Sementara Gubernur Mahyeldi mendampingi Sestama BNPB, Rustian meninjau lokasi bencana di Kota Padang dan Kab. Padang Pariaman.(*)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved