Berita Populer Sumbar

POPULER SUMBAR: Banjir dan Longsor di Pessel Memakan Korban Jiwa 16 Meninggal, Warga Makan Seadanya

Berikut ini berita Populer Sumbar yang telah tayang selama 24 jam terakhir di Tribun Padang. Ada berita tentang Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan

Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM/FUADI ZIKRI
Penampakan pemukiman warga di Batu Bala, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan yang porak poranda diterjang banjir bandang, Sabtu (9/3/2024). 

Mereka menyelamatkan diri ke sana dan kemudian menyusuri pinggiran bukit menuju rumah warga lainnya yang agak aman.

"Saat kami jalan ke situ, air sudah sedada, kami berenang. Orang lain begitu juga. Kami pasrah saja ketika itu, yang penting selamat dulu," kata Eti.

Dia bersama warga lainnya mengungsi hingga esok harinya. Jumat pagi mereka pulang dan melihat rumah-rumah sudah hancur.

Penampakan pemukiman warga di Batu Bala, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan yang porak poranda diterjang banjir bandang, Sabtu (9/3/2024).
Penampakan pemukiman warga di Batu Bala, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan yang porak poranda diterjang banjir bandang, Sabtu (9/3/2024). (TRIBUNPADANG.COM/FUADI ZIKRI)

"Saat pulang itu kami seperti bermimpi, kok bisa seperti ini, tidak terbayangkan sama sekali sama kami, menangis kami," kata Oden Supena (35), warga lainnya.

"Saya saat itu di ladang, dapat kabar langsung pulang. Jumat pagi saya liat rumah sudah hancur. Orang tua saya terjebak di dalam rumah, berendam sedada," kata Ita (31) pula, warga lainnya.

Tak hanya rumah, satu masjid dan satu musala juga terdampak banjir. Masjid Nurul Yakin yang berbeda tak jauh di pinggir sungai dikepung kayu gelondongan.

Jembatan menuju ladang yang tak jauh dari masjid ini hancur. Begitu juga Musala Fastabiqul Hairat

Warga juga kehilangan pangan. Beras basah dipenuhi lumpur, ternak hanyut, dan tanaman di ladang rata dengan tanah.

Dua hari sejak Kamis hingga Sabtu warga makan seadanya. Minum seadanya. Dan, tidur seadanya.

Kondisi kian mencekam dengan padamnya listrik dan hilangnya jaringan telekomunikasi. Warga juga masih was-was dengan banjir susulan yang mungkin saja bisa terjadi.

"Dua hari itu gelap di sini tidak ada listrik. Memberi kabar ke luar juga tidak bisa, jaringan mati, sampai sekarang masih mati semua," kata Oden Supena.

Hingga Sabtu pagi warga masih mengandalkan bantuan dari tetangga yang tidak terdampak banjir. Saling berbagi makanan dan pakaian.

Bantuan baru datang Sabtu menjelang siang. Telur, mie, baru sampai ke Kampung Batu Bala, begitu juga tenda darurat, selimut, dan pakaian untuk tidur yang agak nyaman.

"Kalau dua hari lagi bantuan tidak sampai, kami mati kelaparan di sini," timpal Oden Supena.

Kampung Batu Bala berjarak sekitar 25 kilometer dari jalan lintas Padang-Bengkulu. Simpang masuknya persis di sebelah Pasar Surantih.

Sepanjang jalan menuju Kampung Batu Bala, cukup banyak tirik longsor. Satu yang paling sulit dilewati adalah jalan terban di pinggir sungai sekitar lima kilometer lagi menuju Kampung Batu Bala.

"Kampung ini kondisi sekarang terisolasi. Kesini hanya bisa pakai motor. Itu pun motor trabas," kata Wali Nagari Zulhadi. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved