Gunung Marapi Erupsi

Evaluasi Aktivitas Gunung Marapi, Letusan dan Hembusan Cenderung Meningkat Seminggu Terakhir

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan hasil evaluasi terkait aktivitas Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tan

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Rahmadi
Dok. Pos PGA Bukittinggi
Visualisasi Gunung Marapi dari Pos PGA Bukittinggi Jumat (9/2/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan hasil evaluasi terkait aktivitas Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar dalam seminggu belakangan dari 1-7 Februari 2024.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan pasca erupsi utama 3 Desember 2023, erupsi-erupsi berikutnya masih berlanjut dengan jumlah harian yang fluktuatif. 

Perkembangan aktivitas Gunung Marapi dalam satu minggu terakhir dari tanggal 5 Februari 2024 aktivitas erupsi terjadi kembali. 

"Gempa Letusan/Erupsi dan Hembusan cenderung meningkat dimana gempa Letusan terekam 1-3 kali per hari dan gempa Hembusan 17-41 kali per hari," kata Hendra Gunawan, Jumat (9/2/2024)

Dijelaskannya, gempa-gempa yang berkaitan dengan adanya dorongan/tekanan magma dari kedalaman seperti gempa Low Frequency, Vulkanik Dangkal, dan Vulkanik Dalam masih terekam secara intensif dan cenderung meningkat sejak 5 Februari 2024.

Baca juga: Gunung Marapi Kembali Erupsi, Warga Rasakan Getaran dan Gemuruh Disertai Hujan Abu Vulkanik

Gempa Hybrid/Fase Banyak yang berkaitan dengan pembentukan dan pertumbuhan kubah lava terekam rendah dan cenderung turun. Gempa ini mulai terekam pada 24 Januari 2024 dengan rekaman tertinggi pernah mencapai 17 kali per hari pada 27 Januari 2024.

Gempa Tektonik Lokal di sekitar Gunung Marapi masih aktif terjadi secara fluktuatif. Baseline RSAM (Real Seismic Amplitude Measurement) cenderung meningkat sejak 5 Februari 2024 dan grafik tiltmeter relatif mendatar dengan fluktuasi tidak signifikan. 

Laju emisi (fluks) gas SO₂ dari satelit Sentinel dalam satu minggu terakhir lebih rendah daripada satu bulan sebelumnya.

Gas SO₂ dari magma Gunung Marapi terakhir yang terdeteksi adalah sebesar 386 ton/hari pada tanggal 3 Februari 2024. Berdasarkan evaluasi di atas pasokan magma dari kedalaman masih terindikasi. 

Oleh karena itu aktivitas Gunung Marapi saat ini dinilai masih tinggi dengan potensi/ancaman bahaya.

Baca juga: Gunung Marapi Kembali Erupsi Kamis Pagi, Letusan 2 Kali Waktu Berdekatan

Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek. 

Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.

Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. Oleh karena itu terdapat potensi bahaya aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi.

Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H₂S di area kawah/puncak G. Marapi.

"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 8 Februari 2024, maka tingkat aktivitas Gunung Marapi tetap pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi/ancaman bahaya terkini," katanya.

Baca juga: POPULER SUMBAR: Kronologi Pelajar SMP Jatuh ke Jurang 130 Meter dan Marapi Erupsi 3 Kali Sehari

Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Marapi pada Level III (Siaga), maka direkomendasikan:

1. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) G. Marapi.

2. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

3. Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta menggunakan perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.

4. Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.

5. Pemerintah Daerah Kota Bukit Tinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan G. Marapi di Jl. Prof. Hazairin No. 168 Bukit Tinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved