Memori Jalur "Mak Itam", dan Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah III Sumatera menggelar Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin

|
Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/EMIL MAHMUDSYAH
Ilustrasi: Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto. Seminar membahas tentang Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Jalur Kereta Api, Selasa (10/9/2023) di Hotel Rangkayo Basa Kota Padangpanjang 

Secara historis, jalur kereta api sangat berperan penting dalam Tambang Batubara dahulu. Kereta api berfungsi sebagai sarana pengangkutan batubara dan masih menjadi memori kolektif masyarakat khususnya Urang Awak.


Dahulu, kereta api merupakan sarana transportasi utama di Sumatera Barat. Kereta api memiliki banyak rute dan melayani banyak daerah/kota. Disamping itu, Kereta Api juga merupakan sarana pengangkut batubara dan barang. Kereta api tersebut merupakan Kereta Api Uap dan terkenal dengan nama “Mak Itam”.

 

Keberadaan Kereta Api sebagai kendaraan rakyat dan menghidupkan ekonomi rakyat, menyusul keberadaan kereta api, dulunya mengangkut batubara dan melewati sejumlah jalur atau daerah. Di antara, daerah-daerah yang dilewati kereta api pengangkut batubara meliputi Padangpanjang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kota Solok hingga Kota Sawahlunto.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera mengadakan Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto. Seminar membahas tentang Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Jalur Kereta Api, Selasa (10/9/2023) di Hotel Rangkayo Basa Kota Padangpanjang
Ilustrasi; Seminar Pra Kick Off Gelanggang Arang Giat Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto. Seminar membahas tentang Penguatan Ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) Jalur Kereta Api, Selasa (10/9/2023) di Hotel Rangkayo Basa Kota Padangpanjang (TRIBUNPADANG.COM/EMIL MAHMUDSYAH)

Rasa Memiliki

Saat penutupan seminar Kepala BPK Wilayah III Sumbar Undri, SS. M.Si, aktivasi Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto Jalur Kereta Api harus ada rasa memiliki dan komitmen dari daerah-daerah yang pernah dilalui oleh kereta api.

 

Menurut Undri, hingga saat ini, daerah yang baru memiliki rasa adalah Kota Sawahlunto.


“Kunci dari aktivasi WTBOS jalur kereta api ini adalah rasa dan komitmen, Kami berharap kabupaten/kota yang menjadi jalur kereta api WTBOS ini, dapat memiliki rasa dan komitmen sekaligus menyampaikan ke masyarakat. Bagaimana kita memulai aktivasi tersebut. Selain itu, jika memungkinkan , jalur 7 kabupaten/kota itu bisa dihidupkan kembali.Jalur tersebut mempunyai kaitan dengan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto,” kata Undri.

 


Seluruh komponen dapat ikut serta dalam rangka penguatan ekosistem WTBOS atau aktivasi jalur kereta api tersebut. Akhirnya bisa terbentuk Badan Pengelola nantinya.


Seperti diketahui, Kota Tambang Sawahlunto akhirnya ditetapkan menjadi Warisan Dunia oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tanggal 6 Juli 2019 di Kota Baku, Azerbaijan.

 

Kota Sawahlunto memiliki sisa-sisa industri batu bara dari masa kolonialisme Belanda.Jika dilihat dari skala yang lebih besar, di kota itu terjadi proses ekstraksi, pemrosesan, dan pengangkutan batu bara berkualitas tinggi.

 

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved