Penemuan ODCB di Padang Pariaman

Ahli Geologi Sebut Bebatuan yang Ditemukan di Padang Pariaman Fenomena Langka di Dunia

Penemuan bebatuan di bukik mejan, Surantiah, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
istimewa
Situs mirip peninggalan zaman prasejarah di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (10/10/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN - Penemuan bebatuan di bukik mejan, Surantiah, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) menurut ahli geologi adalah fenomena langka.

Ahli Geologi Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Ade Edward, setelah melakukan tinjauan langsung ke lokasi menyebut, penemuan bebatuan tersebut merupakan struktur geologi kekar kolom atau kekar tiang (columnar joint).

"Jadi itu alami, hanya saja baru tersingkap karena ada penggalian tambang di kawasan itu," jelasnya saat dihubungi, Selasa (10/10/2023).

Ia menjelaskan columnar joint adalah suatu fenomena struktur geologi yang terdiri dari kolom-kolom. Biasanya berbentuk segi delapan atau hesagonal dan tersusun rapi.

Fenomena geologi ini terjadi karena adanya gaya pengkerutan saat  proses pendinginan aliran magma dan kejadian ini merupakan fenomena langka yang sangat jarang ditemui.

"Soalnya di dunia, fenomena ini tidak banyak terjadi," jelasnya.

Menurut Ade, di Sumbar baru di lokasi ini struktur kekar kolom yang hampir sempurna keseragamannya ditemukan muncul kepermukaan dalam ukuran besar dengan usia bebatuan 40 juta sampai 60 juta tahun.

Baca juga: Tim Cagar Budaya Petakan 132 Benteng Jepang, Upaya Wujudkan Padang Kota Seratus Benteng

Benda mirip kapak batu diduga peninggalan zaman prasejarah di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (10/10/2023).
Benda mirip kapak batu diduga peninggalan zaman prasejarah di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (10/10/2023). (istimewa)

Hal ini ia sampaikan setelah empat tahun timnya melakukan pencarian columnar joint yang tersingkap ke permukaan di Sumbar.

"Untuk di kawasan ini kami memperkirakan tingginya mencapai 20 meter dan panjang 50 meter," katanya.

Jumlah itu bisa bertambah jika dilakukan penggalian lebih dalam. Ia memastikan bentuk bebatuannya akan terlihat jelas lurus, segi enam, prismatik dan tersusun rapi.

Bentukannya akan lebih alami dari pada yang terlihat sekarang, karena beberapa penemuan saat ini bebatuannya sudah ada yang lapuk.

"Di Sumatera ini columnar joint kedua setelah Jambi. Saya yakin, bentukannya lebih besar dan lebih sempurna dari Jambi," terangnya.

Disebut Mirip Situs Prasejarah

Masyarakat Surantiah, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) temukan objek diduga cagar budaya (ODCB) di kawasan perbukitan tempat lokasi tambang galian c.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Pariaman Anwar mengatakan, lokasi tempat penemuan itu dulunya jadi tempat bahan baku untuk perajin batu nisan.

Penemuan itu katanya bermula dari temuan pemuda daerah tersebut, Rabu (4/10/2023) dan melaporkannya pada pihak nagari serta pemerintah.

Baca juga: Ketahui Cagar Budaya Tuanku Lubuk Alung: Mahasiswa KKN Unand Giatkan Aksi Bersih-bersih

Melalui laporan itu, pihak Pemkab Padang Pariaman bersama otoritas terkait datang ke lokasi melihat langsung.

"Dari temuan yang ada menurut para ahli yang hadir dapat diduga bahwa di bukit Paladangan ini ada warisan budaya yang berasal dari masa prasejarah," terang Anwar, Selasa (10/10/2023).

Dalam peninjauan tersebut hadir  Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan (ABPK) Wilayah III Provinsi Sumatera Barat, Dodi Chandra, Ketua Forum TACB Sumbar Prof. Herwandi, Kabid Kebudayaan Disdikbud, Syamdani dan Adriyan Mayendra Gulo selaku anggota TACB Sumbar.

Anwar menyebutkan, yang sangat menarik dari penemuan ini ada pilar-pilar dan balok-balok batu yang ditemui, mengingatkan pada situs Pra Sejarah Gunung Padang (Jawa Barat). Situs ini menurutnya memiliki nilai sejarah yang sangat berharga, sehingga penting untuk dijaga dan dilestarikan.

Terkait temuan ini, ia juga sudah mendapatkan penjelasan langsung dari Ketua TACB Sumbar kalau temuan ini merupakan ODCB yang harus segera dilakukan pelindungannya sesuai UU no 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, sebut dia.

Sementara itu, Camat Lubuk Alung Dion Franata mengatakan temuan ini bermula dari laporan masyarakat.

Bukit ini terangnya, adalah tempat biasa bagi masyarakat untuk mengambil batu mejan (nisan).

Beberapa bulan terakhir menjadi areal penambangan galian C, mengambil tanah untuk pemenuhan kebutuhan beberapa proyek.

Baca juga: Temuan BPK Wilayah III: Pintu Cagar Budaya Eks SMA 1 Padang Juga Diganti, Minta Pemko Urus Izin

Di dalam proses penambangan itu kemudian dijumpai banyak sekali tunggak dan balok-balok batu seukuran 2 meter atau lebih. Balok-balok batu itu ada yang berbentuk empat persegi tonggak (pillar).

Ada diantaranya diberi hiasan berupa garis-garis lurus, bahkan juga dijumpai lesung batu, dan perkakas dari batu berbentuk kapak.

Menurut keterangan masyarakat, ada satu lokasi penemuan lagi. Temuan ini mungkin mirip dengan bukit mejan.

Lokasi kedua ini kata Dion, dinamakan batu lipat kain oleh masyarakat setempat. Namun belum sempat terkunjungi. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved