Mengenal Bank Sampah Sakinah, Belasan Tahun Menyulap Sampah Plastik di Kota Padang
seorang ibu rumah tangga asal Lubuk Kilangan, Kota Padang Sumatera Barat (Sumbar) dirikan bank sampah.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
“Kalau bank sampah lain hanya fokus pada botol plastik dan besi yang siap jual. Sedangkan kami mencari plastik-plastik yang bisa diolah jadi barang kerajinan sehingga tidak hanya harga yang naik, nilai barang tersebut juga akan naik,” katanya.
Baca juga: Rendang Mizaki Padang Panjang, Berdayakan Pekerja Perempuan, Terutama Janda

Cikal Bakal Bank Sampah Sakinah
Bank Sampah Sakinah memiliki lika liku yang rumit, sebelum sampai ke tahap sekarang.
Awal bank sampah ini berdiri, ketika Asri berkunjung ke Korea Selatan, saat itu ia ditegur warga sipil karena bungkus makanannya jatuh diterpa angin.
Peristiwa itu punya makna mendalam bagi Asri, ia tersadar akan pentingnya budaya membuang sampah pada tempatnya. Budaya yang sulit ditemukan di tengah masyarakat tempat ia berdomisili.
Sepulang dari perjalanan itu Asri mulai membiasakan diri tertib membuang sampah.
"Setelah berhasil tertib membuang sampah, saya mulai mengurangi penggunaan sampah plastik yang sulit didaur ulang," jelasnya mengenang.
Baca juga: Kurangi Polusi Plastik, DLH Kota Solok Upayakan Bank Sampah di Setiap Kelurahan
Berhasil menerapkan pada diri dan keluarganya, Asri mulai mengajak masyarakat setempat untuk melakukan hal yang sama.
Meski sulit ia terus berupaya, hingga muncul ide untuk mendirikan bank sampah yang berbasis pemberdayaan dan memiliki nilai ekonomis.
Upaya itu cukup ampuh, masyarakat perlahan tertarik mengikuti Asri, bahkan sampai saat ini ia sudah mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat melalui Bank Sampah Sakinah.
Dalam menjalankan Bank Sampah Sakinah, Asri coba mencari bantuan pada sejumlah BUMN seperti Bank BRI. Ia meminjam uang untuk mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat di bank sampahnya.
Buktinya, belakangan selain kerajinan dari sampah, sekarang Asri memiliki ragam kerajinan, seperti sulaman, bordir hingga batik.
"Di sini palu gada saja, sistemnya kekeluargaan yang penting bisa melibatkan masyarakat setempat, terutama perempuan," terangnya mengenang usaha yang sudah belasan tahun berjalan itu.
Harga Buncis Naik dari Rp12 Ribu Jadi Rp28 Ribu di Pasar Raya Padang |
![]() |
---|
Harga Sayur di Padang Melonjak 2 Kali Lipat Akibat Petani Gagal Panen, Seledri Rp70 Ribu per Kilo |
![]() |
---|
Aktif dalam Program GENTING, PT Semen Padang Raih Penghargaan dari Pemkab Solok |
![]() |
---|
Seorang Pemuda Terekam CCTV Bongkar Toko Kelontong di Kuranji Padang, Korban Rugi Rp10 Juta |
![]() |
---|
Jadwal Kapal KMP Gambolo Hari Ini Rabu, 6 Agustus 2025, Berangkat dari Sikabaluan - Padang 18.00 WIB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.