Kabupaten Agam
Bahaya Stunting Bagi Anak, BKKBN Sumbar dan Komisi IX DPR-RI Gelar Sosialisasi di Candung Agam
BKKBN Sumatera Barat bersama Anggota Komisi IX DPR RI melakukan penyuluhan bahaya stunting kepada masyarakat di Candung, Kabupaten Agam.
Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, AGAM - BKKBN Sumatera Barat bersama Anggota Komisi IX DPR RI melakukan penyuluhan bahaya stunting kepada masyarakat di Candung, Kabupaten Agam.
Penyuluhan tersebut dalam rangka menciptakan angka percepatan penurunan stunting di wilayah Sumbar.
Berdasarkan pantauan TribunPadang.com, Kamis (2/6/2023) tampak puluhan masyarakat hadir di Kantor Camat setempat untuk ikut kegiatan tersebut.
Baca juga: Buka Pertemuan Pilar-pilar Sosial Angkatan III, Ketua DPRD Sumbar Bahas Masalah Stunting
Ketua Tim Kerja Perwakilan BKKBN Sumbar, Rismiati menyampaikan, pencegahan stunting harus dimulai pada 1.000 hari pertama kelahiran (HPK).
Diketahui, 1.000 HPK tersebut dimulai dari terjadinya konsepsi, pembuahan, hingga anak berumur dua tahun. Para orang tua, kata Rismiati, wajib memberikan asupan yang cukup pada 1.000 HPK ini.
"Tapi realita di lapangan, masih banyak orang tua yang abai. Mungkin, mereka tidak paham dan mengetahui bahaya dari stunting itu. Namun, kami tetap berupaya untuk selalu melakukan pendampingan," kata Rismiati dalam sambutannya.
Selain itu, kata Rismiati, para orang tua juga harus memberikan jarak waktu kelahiran antar anak mereka. Pasalnya, stunting salah satunya juga disebabkan oleh banyak anak dalam satu keluarga.
"Banyak anak ini, jika tak diberi gizi yang cukup, juga bisa merugikan mereka. Maka, penting juga para orang tua untuk paham dan ikut program KB," ungkap Rismiati.
"Contoh saja, jika anak baru umur 1 tahun, lahir lagi anak selanjutnya. Maka, si anak umur 1 tahun ini bakal kehilangan jatah ASI yang seharusnya bisa maksimal diberikan ke dia," tambah Rismiati.
Baca juga: Kunjungi Balita Stunting, Dandim 0309/Solok Serahkan Bantuan Perbaikan Gizi
Lebih lanjut, Rismiati memberikan edukasi kepada para orang tua di Candung Agam, bahwa, stunting bisa ditangani jika program KB sukses dan diterima di masyarakat.
"Jika sukses KB ini, tidak ada lagi anak yang lahir berdekatan, nutrisi untuk anak tak terbagi ke anak yang lain. Sebab, jadwalnya sudah diperhitungkan dengan matang," pungkas Rismiati.
Senada dengan Rismiati, Anggota Komisi IX DPR-RI, Ade Rizki Pratama menuturkan, stunting bukan hal baru lagi di lingkungan keluarga, khususnya anak-anak.
Menurut pengamatan Ade, dirinya juga melihat bahwa di wilayah Eropa hingga Amerika, stunting tersebut juga menjadi penyakit yang hingga kini terus diupayakan pencegahannya.
Baca juga: Sambangi Rumah Warga di Tanah Garam, Wako Solok Serahkan Asupan Gizi untuk Balita Berisiko Stunting
"Di Indonesia juga begitu, melalui pihak terkait seperti BKKBN ini, diharapkan edukasi dan sosialisasi bisa dilakukan. Supaya masyarakat paham dan tak abai bahaya stunting itu," tutur Ade.
Ade menerangkan, stunting diharapkan bukan lagi menjadi wewenang dan kerja ekstra dari pihak lain, namun orang tua juga wajib waspada dan ikut bekerja sama menanganinya.
Lama Tak Diperbaiki Pemerintah, Pemuda di Agam Turun Tangan Perbaiki Jalan Rusak Pakai Duit Patungan |
![]() |
---|
Pemuda Sungai Pua Agam Kumpulkan Dana Rp2,5 Juta, Tambal Jalan Berlubang Tanpa Bantuan Pemerintah |
![]() |
---|
Inisiatif Tambal Jalan Rusak di Sungai Pua Agam, Warga Sebut Terakhir Kali Diaspal Tahun 2002 |
![]() |
---|
Jalan Rusak di Nagari Sungai Pua Agam Ditambal Pemuda Secara Swadaya, Gunakan Dana Sisa Kegiatan |
![]() |
---|
Pembangunan Sumur Bor di PGRM Agam Diizinkan, Donatur Diminta Pastikan Pembebasan Tanah Hibah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.