Kota Pariaman
Pengamat Nilai Perlu Upaya Pemerintah Hidupkan Batik Sampan di Dusun Sampan Kota Pariaman
Kata pengamat soal kondisi batin sampan di Dusun Sampan Punggung Ladiang, tidak hanya soal sejarah tetapi juga nilai ekonomi.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rizka Desri Yusfita
"Sekarang pelaku batik sampan juga bisa menembus pasar nasional dan internasional melalui market online," terang pengrajin batik asal Dharmasraya itu.
Baca juga: Ciri Khas Batik Sampan Asli dari Dusun Sampan Kota Pariaman
Terpisah pelaku batik sampan di Dusun Sampan Dewi Sartika (36), mengaku minat masyarakat untuk belajar batik sampan di Dusun Sampan terus berkurang.
Ia yang sudah belasan tahun jadi pembatik, menilai banyak anak muda di daerah itu belum mau bergelut membuat batik sampan ini.
"Kalau pelakunya terus berkurang, saya takut batik sampan di Dusun Sampan hanya tinggal nama saja," terang, ibu dua anak itu.
Bersandar pada sejarah, batik sampan dinamai demikian karena asal usul dan ciri khas pembuatannya.
Kalau hanya nama batik sampan yang tersisa, tapi pembuatannya di daerah lain, akan membuat masyarakat Dusun Sampan rugi.
Baca juga: Perjuangan Dewi Sartika Lestarikan Batik Sampan Khas Kota Pariaman
Menurutnya sejarah batik sampan ini harus kembali disampaikan pada masyarakat luas, terutama anak muda. Agar mereka mau belajar batik sampan dan menghidupkannya kembali.
Berdasarkan pengamatan Dewi, pelaku batik sampan berkurang karea proses pengerjaannya yang tidak instan.
Menjadi pembatik, Dewi mengaku harus sabar menghabiskan waktu sampai satu pekan untuk menyelesaikan satu pesanan. Jika pesanan itu bagus dan tidak terkendala barulah ia mendapat uang.
"Pengalaman saya setiap kelompok batik sampan yang pernah saya ikuti, proses itu yang tidak sabar mereka lewati," jelasnya.
Baca juga: Sepenggal Cerita Sejarah Batik Sampan di Dusun Sampan Kota Pariaman
Ia melihat banyak pembatik muda, ingin langsung mendapat uang sejak mulai memproduksi batik.
Cara pikir ini harus diubah, agar pembatik muda bisa ikut ambil andil menghidupkan batik sampan di Dusun Sampan.
Minimnya minat pembatik baru ini, menurut Dewi sebenarnya tidak sejalan dengan dukungan pemerintah.
Ia menilai selama jadi pelaku batik sampan ragam bantuan dari pemerintah sempat ia terima.
Mulai dari pelatihan, alat, bahan mentah hingga konsumen pernah ia dapat untuk menjalani usaha batik ini. (*)
Dukung Ketahanan Pangan, Pemko Pariaman Usulkan Anggaran Rp93 Miliar ke Pusat untuk Perbaikan Jalan |
![]() |
---|
Pemko Pariaman Gagas Kapal Katamaran ke Pulau Bando untuk Tarik Wisatawan |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Pariaman Soroti Irigasi Anai 2, Tujuh Tahun Beroperasi Tak Berdampak Pada Petani |
![]() |
---|
Dermaga Apung Pulau Angso Duo Pariaman Butuh Dukungan Pemerintah Pusat untuk Dongkrak PAD |
![]() |
---|
Tiga Staf DP3AKB Dapat Teguran Akibat Kedapatan Bermain Kartu UNO saat Jam Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.