Pentingnya Literasi Media Terhadap Generasi Z di Tahun Politik

Lalu, melalui platform media sosial, salah satunya yaitu whatsapp grup keluarga, juga menjadi media penyebaran disinformasi.

Baca juga: Prof. Asrinaldi Didaulat sebagai Dosen Berprestasi pada Lustrum Keenam FISIP Unand

Untuk mengantisipasi ini, generasi Z bisa menjadi pelopor informasi yang valid jika mereka terliterasi secara baik.

Hal sebaliknya pun bisa terjadi bahkan bisa menjadi pemicu dari pertikaian atau korban disinformasi terebut.

Literasi terkait media yang dapat dipercaya merupakan kemampuan lain yang harus dikuasai oleh generasi Z.

Mereka harus memahami bagaimana cara menentukan informasi yang valid. Pemahaman tersebut menyangkut pengetahuan tentang fact checker, sumber informasi instansi pemerintahan yang dapat dipercaya, ciri-ciri fake account, tahu tentang click bait, dan sebagainya.

Baca juga: FISIP Unand Genap Berusia 30 Tahun: Bergerak Maju Menjadi Fakultas Terkemuka untuk Kedjadjaan Bangsa

Jika informasi dimuat di media massa cetak, maka kita harus memeriksa terlebih dahulu apakah media tersebut terdaftar di dewan pers atau tidak bisa dilacak di dewan pers.

Pengetahuan ini tentu tidak bisa didapatkan begitu saja tanpa ada proses belajar untuk mendapatkan informasi.

Literasi yang baik tentunya adalah harapan kita semua, namun kritis dan dan cerdas tentu tergantung dari generasi Z juga.

Apakah mau menenggelamkan diri di disinformasi atau mau menjadi penyelamat informasi untuk semua orang.

Ini tidak hanya menolong diri sendiri, karena bagaimanapun juga, dengan menggunakan hak pilih tentunya kita sudah menolong bangsa ini untuk menentukan calon pemimpin yang akan mensejahterakan rakyat Indonesia.

Terliterasi dengan baik adalah harapan kita semua, sehingga banyak membaca dan menggali informasi juga urgent untuk dilakukan oleh pemilih pemula. (*)