BMKG Akui Ada Kerusakan Sirine Tsunami Saat Gempa M 6,9 Lalu, Sebut akan Diperbaiki

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Padang Panjang, Suaidi Ahadi mengakui sirine peringatan tsunami yang berbunyi di Kota Padang saat gempa 6,9 lalu dikarenakan ada kerusakan sistem.

Seperti diketahui, gempa berpusat di Kepulauan Mentawai dengan magnitudo 6,9  (dimutakhirkan BMKG dari M 7,3) terjadi Selasa (25/4/2023) sekira pukul 03.00 WIB.

Ia mengatakan bahwa kerusakan tersebut murni sistem bukan human eror atau kesalahan petugas. Kerusakan juga diketahui setelah sirine tersebut berbunyi.

"Ternyata memang ada kesalahan ada sistim, bukan human eror. Bukan bunyi sirine juga, melainkan bunyi noises seperti radio rusak," ujarnya saat jumpa pers Jumat (28/4/2023).

Ia mengatakan pihaknya masih mencari tahu penyebab kerusakan terhadap sirine peringatan tsunami tersebut.

Baca juga: Pasca Gempa, Pariaman Ternyata Cuma Punya 1 Sirine Peringatan Tsunami yang Berfungsi

Namun kemungkinan kerusakan tersebut karena adanya guncangan akibat gempa yang membuat alat tersebut bergeser sehingga mengalami eror.

Kemungkinan lain dikarenakan terjadinya kebocoran frekuensi radio yang digunakan untuk membunyikan sirine peringatan tsunami tersebut.

Suadi mengatakan, ada sekitar 42 sirine peringatan tsunami yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar

"Ada sekitar 14an yang mengalami eror kemarin itu,” katanya.

Suadi mengatakan, BMKG juga sudah berkoordinasi dengan Gubernur Sumbar.

Baca juga: Pasca Gempa, Camat Siberut Barat: Tidak Ada Kerusakan Rumah Warga, Puskesmas Simatalu Sedikit Retak

Hasilnya sirine tersebut akan diperbaiki dengan menggunakan anggaran belanja tidak terduga Pemprov Sumbar.

"Dua hari yang lalu sudah ketemu Pak Gubernur Sumbar, beliau berjanji akan memperbaiki 42 sirine. Mudahan tidak ada masalah lagi ke depannya," katanya. (TribunPadang.com/Rima Kurniati)

________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News.