Surau Baru Tarekat Naqsabandiyah Pauh Padang Tak Gelar Suluk Tahun Ini Gegara Sepi Peminat

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Surau Baru, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang tidak menggelar suluk pada Ramadhan 1444 H atau tahun 2023 ini.

Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Surau Baru Nazar mengatakan, pelaksanaan ibadah mendekat diri kepada Allah ini tidak digelar karena tidak adanya jemaah yang datang.

"Sekarang tidak ada suluk. suluk itu beramal, mencari keridaan, tidak dapat dipaksa," ujar Nazar, Senin (20/3/2023).

Nazar mengatakan, sebagai pemimpin tempat suluk, Ia hanya menyediakan tempat untuk beribadah bagi jemaah.

Sementara keinginan jemaah untuk suluk tidak dapat dipaksakan, kerena menyangkut keikhlasan.

Baca juga: Melihat Suluk Tarekat Naqsabandiyah di Surau Kuran-kuran Agam, 40 Hari Mendekatkan Diri pada Tuhan

"Kalau sekarang zaman milenial, orang ke ajaran tarekat tidak suka. Orang yang masuk ke tarekat itu orang pilihan, tidak seluruh orang bisa masuk," ujarnya. 

Nazar mengatakan, kondisi sepinya jemaah mengikuti suluk terjadi sejak pandemi covid-19.

Meskipun tidak digelar suluk, Surau Baru Pauh masih banyak didatangi jemaah saat salat tarawih

"Jemaah salat tarawih setiap tahun berbeda-beda. Kadang sampai ke luar surau, saking penuhnya. Kadang hanya beberapa shaf salat saja," ujar Nazar.

Diberitakan sebelumnya, Tarekat Naqsabandiyah yang ada di Surau Baru, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang akan mulai menggelar salat tarawih Ramadhan 1444 H malam ini, Senin (20/3/2023).

Baca juga: Lebih Dulu dari Pemerintah, Tarekat Naqsabandiyah di Padang Mulai Puasa Ramadhan Besok

Pelaksanaan salat terawih malam ini, memperhitungkan bahwa Tarekat Naqsabandiyah menetapkan awal Ramadhan Selasa, (20/3/2023) besok.

Pemimpinan Tarekat Naqsabandiyah Surau Baru Nazar mengatakan, salat tarawih akan digelar mulai pukul 20.00 malam setelah salat Isya berjemaah.

"Salat tarawih berjumlah 23 rakaat, dua rakaat salam, lalu salat witir tiga rakaat dua kali salam," ujar Nazar, ditemui, Senin (20/3/2023)

Nazar menjelaskan penentuan awal Ramadhan 144H dilakukan melalui perhitungan Kitab munjid hiasab qomariyah. 

Lanjutnya, penghitungan permulaan puasa dihitung lima hari setelah awal puasa tahun sebelumnya.

Baca juga: Tradisi Suluk Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah, Larang Jamaah Memakan Sesuatu yang Bernyawa

"Ini juga berdasarkan ijmak guru-guru Tarekat Naqsabandiyah se Sumatera Barat," ujarnya.

Selain itu, penentuan berdasarkan dalil dan menengok jumlah hari pada bulan Sya'ban.

"Selanjutnya melihat info alam, misalnya dengan melihat tanggal dan jam berapa gelombang naik," ujarnya. (*)