Kabupaten Padang Pariaman
Merekam Kehidupan Rasip dan Keluarga di Padang Pariaman, Belasan Tahun Hidup Tanpa Listrik
Waktu menunjukan pukul 17.45 WIB, sinar surya perlahan redup, Nabila Ramadani (15) mulai menuntun langkah bersama ibunya menuruni gundukan bukit untuk
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
Rumah semi permanen itu baru bisa berdiri setelah, adik ibu Rasip menjulo-julokannya.
"Jadi rumah ini dikerjakan dulu, bayarnya kalau sudah ada uang," terang Resmawati belum bisa beranjak dari tugasnya memasak sore itu.
Sejak rumah itu selesai dan mereka huni, tiga belas tahun silam, belum sekalipun aliran listrik masuk.
Keluarga itu hanya bertopang pada lampu teplok dan belakangan menggunakan lampu center.
Tidak adanya aliran listrik itu sejalan dengan tidak adanya aliran air.
Sehingga Resmawati harus mengambil air berjarak 500 meter untuk kebutuhan makan dan minum.
Kalau air Mandi Cuci Kakus (MCK), keluarga itu mengambilnya sejauh 200 meter dari rumahnya.
Air itu silih berganti dipikul oleh Resmawati dan Rasip. Sesekali tangan Nabila dan Zilhan juga turut menjinjing jiriken.
Air itu biasanya diambil saat matahari masih terbit, disimpan dalam ember-ember sesuai posnya.
"Pokoknya kebutuhan air yang diambil sampai untuk anak-anak mandi pergi sekolah," terang perempuan penyabar itu, sambil menunjuk ember tempat penyimpanan air.
Bila saja air persediaan di pagi hari jelang kedua anaknya ke sekolah habis, terpaksa Nabila dan Zilhan berjalan kaki sejauh 200 meter untuk mandi di sungai, sebelum pergi sekolah.
Pukul 18.30 WIB matahari sudah hampir tenggelam sempurna, kamar mandi yang tadinya dipakai Zilhan untuk bersih-bersih sudah ditinggalkannya.
Rasip, Resmawati dan Nabila silih berganti menyongsong teplok mengambil wudhu melaksanakan sholat Maghrib.
Ditemani Teplok Belajar dan Mengaji
Sembari menunggu nasi masak dan lauk selesai, keluarga itu bergantian menunaikan ibadah sholat Maghrib. Setelahnya baru mereka kembali ke aktivitas semula.
| Nasib Siswa SDN 30 V Koto Usai Sekolah Terbakar, Pemkab Padang Pariaman Pindahkan Ruang Belajar |
|
|---|
| Tiga Tradisi Padang Pariaman Resmi Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia |
|
|---|
| Dua Pemuda di Lubuk Alung Tersetrum saat Buka Tenda Pelaminan, Timbul Percikan Api |
|
|---|
| Hampir Setengah Dana Hibah BNPB untuk Sumbar Dialokasikan di Padang Pariaman, Perbaiki Infrastruktur |
|
|---|
| Bangkitkan Ekonomi Masyarakat yang Sempat Lumpuh, BNPB Resmikan 3 Jembatan di Padang Pariaman |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.