Gunung Marapi Erupsi
Makin Mereda, Erupsi Gunung Marapi Tidak Terjadi Seminggu Terakhir
Erupsi yang terjadi di Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) terus mengalami penurunan jumlah letusan, Rabu (1/3/2023). Berdasarkan data dari Pusat ..
Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Erupsi yang terjadi di Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) terus mengalami penurunan jumlah letusan, Rabu (1/3/2023).
Berdasarkan data dari Pusat Pemantauan Gunung Api (PGA) Marapi, tercatat sejak seminggu terakhir tak ada tanda-tanda erupsi yang muncul di gunung tersebut.
Erupsi terakhir terjadi pada Selasa (21/2/2023) lalu, dengan menyemburkan abu vulkanik sebanyak tiga kali dari dasar kawah.
Diketahui, erupsi di Gunung Marapi itu telah dimulai sejak Sabtu (7/1/2023) dengan status waspada atau level II. Walaupun seminggu terakhir mengalami penurunan, status waspada itu belum dicabut.
Sementara itu, total erupsi di Gunung Marapi sejak dimulainya hingga kini, telah tercatat data oleh pos PGA sebanyak 328 letusan.
Baca juga: Sejak Kemarin Tidak Ada Letusan di Marapi, Erupsi Diduga Mulai Menurun
Kepala Pos PGA Marapi, Teguh Purnomo mengatakan, data terakhir mencatat cuaca berawan dan hujan terjadi di Marapi, dengan angin bertiup lemah ke arah timur dan barat laut.
Sedangkan, kata Teguh, suhu udara berada di 21.1-26.7 °C dengan kelembaban udara 54.6-75.7 persen.
"Pengamatan terakhir (kemarin) gunung terlihat jelas, asap kawah nihil dan hujan dengan intensitas gerimis. Tingkat aktivitasnya masih status waspada atau level II," kata Teguh, Rabu (1/3/2023).
Teguh menyebut, aktivitas di puncak Gunung Marapi masih belum boleh dilakukan pengunjung atau masyarakat. Terutama di radius 3 kilometer dari kawah.
Baca juga: Abu Vulkanik Erupsi Gunung Marapi Turun ke Pemukiman Warga, BPD Sumbar Kirim Bantuan Masker
Mengenal Jenis Erupsi di Gunung Marapi
Para ahli memperkirakan, dampak bahaya dari erupsi Gunung Marapi tidak semenakutkan yang dibayangkan.
Pasalnya, erupsi Gunung Marapi itu masuk kategori letusan freatik. Terjadi akibat adanya gerakan uap air yang terlalu panas di dasar kawah.
"Kita ibaratkan serupa air dalam teko, saat dia panas, maka air otomatis keluar lalu menimbulkan uap, itulah yang kini terjadi di Gunung Marapi," kata Kepala pos PGA Marapi, Teguh Purnomo, Kamis (12/1/2023).
Teguh menyampaikan, Gunung Marapi memiliki keunikan dibanding gunung api yang lainnya. Keunikan itu pula yang bisa disebut sebagai keberuntungan.
"Jika gunung api yang lain ketika erupsi ini menimbulkan letusan percikan api dan lava yang mengalir, Gunung Marapi tidak seperti itu," ungkap Teguh.
Baca juga: Siaga Erupsi Gunung Marapi, BPBD Agam dan KSB Candung Survei Jalur dan Pasang Rambu Evakuasi
Sebab, kata Teguh, potensi paling bahaya dari erupsi di Gunung Marapi ini, hanya berdampak kepada ketebalan asapnya dan turunnya abu vulkanik ke pemukiman warga.
Lebih lanjut, jika ledakan erupsi Gunung Marapi cukup dahsyat dan melebihi rata-rata, kata Teguh, bakal menyebabkan material batuan kecil sebesar kelereng sampai ke pemukiman.
"Radiusnya pun juga tidak terlalu jauh. Material yang terlempar itu berdampak kepada pemukiman di badan Gunung Marapi saja," kata Teguh.
"Kalau abu vulkanik yang dikeluarkan itu, bisa turun ke pemukiman yang dibawa ke mana arah angin pada saat itu," tambah Teguh.
Untuk itu, Teguh mengatakan, masyarakat tidak terlalu cemas dan takut ketika erupsi di Gunung Marapi. Serta, selalu memperhatikan atap rumah dan bahan pangannya.
"Ditakutkan nanti ada abu vulkanik yang turun dan sampai ke atap hingga sumur, ini berisiko besar terhadap keracunan jika sampai termakan" tutur Teguh.
Sementara itu petugas pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi menyampaikan, sejarah Gunung Marapi meletus disertai lelehan lava pernah terjadi.
"Kalau dirunut ke sejarahnya, lelehan lava pernah terjadi di Gunung Marapi, tercatat itu pada 1987 silam," ungkap Rifandi.
Namun, potensi terjadinya lelehan lava itu, kata Rifandi, diprediksi tidak akan terjadi saat erupsi Gunung Marapi saat ini.
Sebab, sejauh ini PGA Marapi tidak melihat adanya indikasi perubahan sifat erupsi di Gunung Marapi.
"Sejauh ini masih akan bersifat letusan atau erupsi freatik, hanya berdampak kepada banyaknya uap berupa abu vulkanik yang disemburkan keluar kawah," kata Rifandi.
Rifandi menjelaskan, perubahan sifat letusan dari gunung api itu, tidak didasari faktor khusus. Semuanya terjadi secara alami saja.
"Untuk melihat dan menyebutnya freatik itu, kita harus melihat dan mengamati dari gerakan letusannya hingga tremor yang terjadi juga. Sejauh ini, Gunung Marapi masih aman, hanya erupsi bersifat freatik," pungkas Rifandi. (TribunPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)
Update Erupsi Gunung Marapi Sumbar Juli 2025, Pos PGA Bukittinggi Catat Sebanyak 13 Kali |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Gunung Marapi Sumbar Erupsi Sabtu Siang, Kolom Abu Tertutup Kabut |
![]() |
---|
Gunung Marapi Sumbar Erupsi Pagi Ini, Pos PGA Bukittinggi: Kolom Abu 400 Meter di Atas Puncak |
![]() |
---|
PGA Bukittinggi Ungkap Peningkatan Erupsi Marapi Sumbar Juli 2025, Juni Hanya 3 Kali |
![]() |
---|
Pos PGA Bukittinggi Sumbar Catat 11 Kali Erupsi Marapi Sepanjang Juli 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.